REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penetapan Ketua Umum Golkar Setya Novanto sebagai tersangka dugaan korupsi KTP elektronik oleh KPK, tak membuat khawatir Calon Gubernur Ridwan Kamil. Pria yang akrab disapa Emil tersebut awalnya enggan memberikan komentar. Namun, setelah sedikit di desak pria berkacamata tersebut akhirnya angkat bicara.
Menurut Emil, ia tidak terlalu khawatir terhadap berkurangnya dukungan warga Jabar yang akan memilihnya di Pilgub Jabar 2018, mendatang. Selain itu, ia juga tidak terpengaruh secara psikologis atas kasus dugaan korupsi yang menjerat orang nomor satu di partai yang mendukungnya di Pilkada Jabar nanti.
Menurut Emil, dalam politik jelang Pilkada akan selalu ada dinamika dan strategi. Namun, persoalan tersebut akan berakhir di masa pendaftaran bakal calon di KPU.
"Saya menjalani proses ini kan sudah dilihat sangat tenang, apa adanya, tak reaktif, nanti juga di hari pendaftaran semua yang berdinamika ini akan berakhir. Itu filosofi hidup saya dalam berpolitik," ujar Emil usai menghadiri Sidang Paripurna di Gedung DPRD Kota Bandung, Jumat(17/11).
Emil menilai, ia tak perlu sedikit-sedikit reaktif dan responsif untuk yang tidak perlu. "Saya kira menambahi kebisingan saja," katanya.
Emil optimistis, kisruh Setya Novanto selaku Ketua Umum Partai Golkar yang terjerat kasus dugaan korupsi dan telah ditetapkan tersangka oleh KPK tidak akan berpengaruh terhadap elektabilitas jelang Pilgub Jabar. Karena, persoalan kandidat yang akan maju di Pilkada Jabar berada pada sosok figur. Sehingga, persoalan politik yang terjadi di Partai Golkar tidak terlalu dikhawatirkan. "Saya enggak terlalu mengkhawatirkan karena satu teori yang namanya Pilkada itu adalah figur," katanya.
Emil menjelaskan, kalau pertanyaan tentang pengaruh kasus Setnov fokusnya pada pemilihan legislatif maka akan berdampak. Tapi kalau Pilkada itu pada figur. "Berbagai contoh sudah membuktikan pada saat Pilkada partainya bermasalah Pilkadanya enggak ada masalah. Tapi pada saat di Pileg masyarakat memberikan respons yang berbeda," katanya.
Selain itu, Emil juga mengaku masih memiliki waktu sekitar tujuh bulan untuk menghadapi Pilgub Jabar. Bahkan, untuk membuktikan elektabilitasnya masih tinggi pun akan diuji melalui hasil survei yang dilakukan. "Masih tujuh bulan lagi. Proses masih lama. Plus nanti dites saja di survei berikutnya. Jadi kekhawatiran itu tidak terjadi dan tidak hadir dalam benak saya," katanya.
Saat ditanya bagaimana rekasi partai koalisi lain, Emil mengaku belum mengetahuinya. Namun, ia mengira setiap partai akan ada dinamika. "Saya enggak tahu, saya belum ada kabar," katanya.