Jumat 17 Nov 2017 15:27 WIB

Gerakan Penghijauan di Lereng Merapi Terus Digalakkan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
 Sejumlah pendaki menaiki lereng Merapi (ilustrasi)
Sejumlah pendaki menaiki lereng Merapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Berbagai upaya penghijauan di Lereng Merapi tidak berhenti dilakukan. Tidak ketinggalan, penghijauan turut dilaksanakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman yang tengah memperingati usia peraknya.

PDAM Kabupaten Sleman mengadakan kegiatan penanaman seribu pohon di Plunyon Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Jumat (17/11) sore. Penanaman dihadiri Bupati Sleman, Dewan Pengawas PDAM, dan instansi-instansi terkait.

Kegiatan penanaman mendapat dukungan dari Kodim 0732 Sleman, yang mengerahkan satu pleton Satuan Seingkat Peleton (SST). Direktur Utama PDAM Kabupaten Sleman, Dwi Norwanta mengatakan, kegiatan ini jadi puncak HUT ke-25 PDAM Sleman.

Dwi menuturkan, sebanyak seribu pohon ditanam di lingkungan Taman Nasional Gunung Merapi tersebut. Sedangkan, jenis-jenis tanaman yang ditanam disesuaikan endemik yang ada di Taman Nasional Gunung Merapi. "Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelestarian alam dan menjaga ketersediaan sumber air di lereng Merapi," kata Dwi di Plunyon Umbulharjo, Jumat (17/11).

Bupati Sleman, Sri Purnomo, secara simbolis menanam pohon Puspa didampingi Dirut dan Dewan Pengawas PDAM Kabupaten Sleman. Dalam sambutannya, ia menyambut gembira upaya penanaman 1.000 pohon yang dilakukan PDAM Kabupaten Sleman.

Ia menilai, itu merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap kelestarian lingkungan dan sumber air. Tidak hanya mengambil air, mereka memang seharusnya berupaya agar sumber air dapat tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sri melihat, kegiatan itu sangat mendukung upaya Pemkab Sleman dalam memelihara kelestarian lingkungan dan menciptakan Sleman yang sejuk dan hijau. Selain itu, penanaman pohon jadi satu momentum meningkatkan sadaran masyarakat. "Akan pentingnya arti pemeliharaan kelestarian lingkungan untuk kemaslahatan seluruh mahluk hidup di bumi ini," ujar Sri.

Untuk itu, ia berpesan kepada masyarakat sekitar lereng Merapi untuk menjaga, agar pohon yang ditanam dipastikan dapat hidup diiringi upaya pemeliharaan. Tanpa pemeliharaan, pohon yang ditanam tentu tidak bisa tumbuh dengan optimal.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Ari Nurwanti menyampaikan, sampai 2019 ada sekitar 450 hektare lahan di lereng Merapi yang perlu dihijaukan lagi. Itu akibat erupsi Merapi 2010, dan saat ini baru mencapai 90 hektare.

Karenanya, masih sangat diperlukan upaya dan partisipasi semua pihak untuk mengembalikan lereng Merapi agar pulih kembali. Ada tiga upaya yang bisa dilakukan yaitu restorasi, rehabilitasi dan suksesi. "Dalam arti tanaman tumbuh kembali dengan sendirinya dan dibiarkan saja akan tumbuh seperti tanaman Akasia debora, karena bijinya tahan terhadap awan panas, begitu awan panas selesai kena hujan bisa tumbuh dengan sendirinya," kata Ari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement