Kamis 16 Nov 2017 18:34 WIB

Pemerintah Fokus Kembangkan Empat Destinasi Wisata Baru

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Winda Destiana Putri
Danau Toba
Foto: Republika/Subroto
Danau Toba

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah akhirnya memutuskan untuk memfokuskan pengembangan empat prioritas destinasi wisata baru dari sepuluh destinasi yang disebut sebagai 10 Bali Baru. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, fokus pengembangan wilayah tersebut bukan hanya bagaimana kawasan yang akan dijadikan tempat berlibur para wisatawan, melainkan seluruh aspek penunjang kawasan seperti penginapan, restoran, dan toko cinderamata. Selain itu akan dibangun pula pusat usaha kecil menengah (UKM) untuk masyarakat berwirausaha di sekitar tempat pariwisata.

Arief menuturkan, untuk mendapatkan empat kawasan yang akan difokuskan dalam pembangunan destinasi prioritas melalui perdebatan panjang. Awalnya terdapat sekitar 44 kawasan strategis pariwisata nasional yang diusulkan. Jumlah ini tidak mungkin dikerjakan dan kemudian mengerucut menjadi 10 destinasi.

Namun, karena jumlah ini juga dianggap masih terlalu banyak maka pemerintah kemudian memilih empat destinasi yang dianggap telah memiliki fasilitas baik dan tinggal dikembangkan. "Ya artinya tiga itu tinggal merevitalisasi, yang satunya ini pendatang baru yang kalau kita sentuh bisa langsung meledak," kata Arief usai mengikuti rapat terbatas, Kamis (16/11).

Arief menjelaskan, tiga kawasan yang sebelumnya telah memiliki cukup fasilitas penunjang adalah Danau Toba, Borubudur, dan Mandalika. Danau Toba yang merupakan salah satu danau terbesar di dunia sangat indah sekitar tahun 80-an. Sedangkan Borubudur yang merupakan salah satu keajaiban dunia bisa dimaksimalkan dengan pengadaan Bandar Udara (Bandara). Serupa, Mandalika pun tinggal membangun Bandara di sekitar Lombok yang menjadi akses utama. Sedangkan Labuan Bajo adalah destinasi baru yang bisa mendatangkan wisatawan dalam jumlah besar ketika dipoles.

Untuk enam destinasi lain yaitu, Belitung (Babel), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Gunung Bromo (Jatim), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara), Arief mengatakan bahwa kawasan ini tetap akan dikembangkan sebagai salah satu destinasi baru di Indonesia selain Pulau Bali.

"Kita kerjakan, tapi tidak akan diprioritaskan dalam pembangunan fasilitas penunjang seperti penginapan, restoran, tempat cinderamata dan UKM center," ujarnya,

Menurut Arief, promosi yang dilakukan selama ini sudah cukup baik meningkatkan sektor pariwisata yang tumbuh mencapai 25 persen. Walaupun membutuhkan anggaran cukup besar, tapi promosi yang dijalankan dengan pendapatan yang diraih.

Meski demikian, Arief mengaku pertumbuhan jumlah wisatawan di Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Vietnam yang bisa tumbuh mencapai angka 30 persen. Hal ini dikarenakan negara tersebut sangat dekat dengan Cina yang menjadi pasar besar dalam destinasi wisata di sekitar Asia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement