Rabu 15 Nov 2017 18:00 WIB

Soal Penyanderaan di Papua, Polri Sabar Tunggu Hasil Kajian

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Kelompok kriminal bersenjata di Papua.
Foto: Reuters/Muhammad Yamin
[ilustrasi] Kelompok kriminal bersenjata di Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Rikwanto mengatakan, saat ini aparat masih menunggu kajian di lapangan. Kajian itu untuk menentukan langkah selanjutnya menghadapi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

"Kajian-kajian sedang dilakukan oleh Kapolda dengan Pangdam, nanti kajian-kajian itu akan dilaporkan ke pusat untuk apa langkah-langkah sebaiknya ke depannya akan diambil," ujarnya di Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (15/11).

Rikwanto pun menyatakan belum ada langkah represif yang akan dilakukan aparat. Saat ini, Polri tetap menekankan langkah persuasif, mediasi dan diplomasi kita ke depankan berbagai macam pihak baik itu ketua adat maupun pada para pemuka agama.

Sejauh ini, ribuan warga masih tertahan di distrik Tembagapura, Mimika, Papua. Mereka pun belum dapat mengakses ke liar untuk memanfaatkan logistik yang disiapkan pemerintah maupun sebaliknya. "Belum, belum semua juga ya. Kemarin yang sakit saja yang, lain masih di sana. Jadi kita kita harus sabar sambil menunggu kajian-kajian yang dilakukan oleh Polda Papua dan Kodam di Papua," ujar Rikwanto.

Sebelumnya, anggota Brimob juga ditembaki saat melakukan patroli di distrik Tembagapura, Papua pada Rabu (15/11) dini hari. Saat itu, satgas terpadu Brimob Den B Polda Papua sedang melaksanakan patroli penyelidikan atas penembakan karyawan Freeport sehari sebelumnya. Adapun identitas korban adalah Brigadir Firman dan Bripka Yongky Rumte. Brigadir Firman merupakan anggota yang tewas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement