Rabu 15 Nov 2017 17:42 WIB

Mahasiswa UMP Ciptakan Beton dari Limbah Kaca

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Foto: blogspot.com
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Jawa Tengah menyabet predikat juara 2 dalam ajang Innovation Concrete Competition (ICC)  Diploma Civil Scientific Competition (Disco) yang diselenggarakan Program Diploma Teknik Sipil Universitas Negeri Diponogoro (Undip) Semarang.

Ketiga mahasiswa tersebut terdiri dari Fajar Yusuf, Irfauzi Firman, dan Fernanda Wisnu Hanggara, yang merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik (FT) UMP. Mereka yang tergabung dalam satu grup ini, mempresentasikan teknik pembuatan beton jenis SCC (Self Compacting Concrete) bermutu tinggi, dengan memanfaatkan limbah kaca dan abu sekam.

Dosen pembimbing ketiganya dalam penelitian tersebut, Sulfah Anjarwati, menjelaskan penelitian mengenai campuran limbah kaca dan abu sekam dalam penelitian itu sepenuhnya merupakan ide inovasi yang diinisiasi oleh ketiga mahasiswa tersebut.

FT UMP hanya sekadar menfasilitasi laboratorium dan memberikan bimbingan intensif. ''Untuk menemukan beton berkualitas tinggi dengan bakan baku campuran tersebut, ketiga mahasiswa melakukan penelitian selama kurang lebih tiga bulan,'' jelas dia, Rabu (15/11).

Irfauzi Irman, salah seorang mahasiswa peneliti, menyebutkan dalam kompetisi tersebut, mereka harus mengadu daya kekuatan beton hasil inovasi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi lain, seperti dari ITS, UMP, UI, UNDIP, UNS, dan UTU Aceh.

''Kemenangan kami dalam lomba tersebut, karena kami menggunakan bahan limbah campuran serbuk kaca dan abu sekam untuk pengganti komposisi adukan beton. Hal ini menjadi keunggulan produk beton yang kami buat,'' ujarnya.

Ia menyebutkan, pemanfaatan serbuk limbah kaca dan abu sekam, antara lain sebagai filter dalam Self Compacting Concrete. Bahkan penggunaan bahan baku ini,  menghemat biaya material hingga 15 persen untuk setiap meter kubik beton dibandingkan dbeton konvensional. ''Dengan demikian, menjadi lebih hemat,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement