Selasa 14 Nov 2017 20:22 WIB

270 Pemuda Purbalingga Ikut Program Bela Negara

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Sejumlah wartawan mengikuti pelatihan bela negara di Kodam IV Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah.
Foto: Pendam IV/Diponegoro
Sejumlah wartawan mengikuti pelatihan bela negara di Kodam IV Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Sebanyak 270 tokoh pemuda dan pemudi warga Purbalingga, mengikuti kegiatan pelatihan bela negara tahap I yang dilaksanakan 13 18 November 2017. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Bela Negara yang rencananya akan dilaksanakan dalam dua tahap di Bumi Perkemahan Munjuluhur Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsari. Kegiatan pelatihan tahap II, rencananya akan dilaksanakan 20 25 November 2017.

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Muhammad Nadjib, mengatakan, pelatihan bela negara di setiap angkatan berlangsung selama enam hari. ''Pelatihan bela negara dilaksanakan untuk memperkuat karakter pemuda Purbalingga dan menanamkan sikap patriotisme,'' jelasnya, Selasa (14/11).

Materi pendidikan dan pelatihan yang diberikan, menurut Nadjib terdiri, pendidikan wawasan kebangsaan, nasionalisme, kepemimpinan, antinarkoba, ketenagakerjaan dan juga tata aturan hukum. Selain itu, juga ada latihan kesemaptaan jasmani berupa baris berbaris dan latihan lainnya.

Bupati Tasdi yang menyampaikan materi mengenai kepemimpinan, berharap peserta pelatihan mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik, berani karena benar, dan menjadi pemimpin yang militan. ''Kader bela negara Purbalingga jangan sampai menjadi pemimpin karbitan yang hanya sekejap memberikan pencitraan, namun kemudian hilang dan meninggalkan dampak buruk bagi lingkungan sekitarnya. Namun harus menjadi pemimpin akan membawa manfaat bagi masyarakat,'' jelasnya.

Menurutnya, seorang pemimpin juga mempunyai peran penting di tengah masyarakat. Antara lain harus bisa menjadi penggerak, menjadi simbol keteladanan dan mampu menumbuhkan suasana kondusif dan kerjasama. ''Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang meneladani dan bertanggungjawab, bersikap objektif, mampu menentukan prioritas dalam mengambil keputusan dan juga komunikatif,'' katanya.

Dalam kesempatan itu, Bupati juga meminta agar kader bela negara yang telah selesai menjalani pendidikan/pelatihan, bisa menjadi pemberi pencerahan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya mengenai kewajiban seluruh WNI dalam hal bela negara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement