REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa wilayah Indonesia terancam diterjang bencana banjir dan longsor di musim penghujan kali ini. Untuk itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan upaya-upaya untuk menangani banjir dan longsor.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, presiden telah memberikan mandat kepada Kepala BNPB untuk penanganan banjir dan longsor dalam instruksi presiden (Inpres) no 4 tahun 2012 tentang penanggulangan banjir dan longsor. Untuk itu, BNPB diakuinya melakukan upaya-upaya untuk menangani banjir dan longsor. Pertama, banjir dan longsor adalah bencana berulang setiap tahun. Jadi, daerah rawan, prediksi waktu, dan polanya sudah diketahui. Sehingga upaya antisipasi telah berjalan, baik tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota.
Kedua, peta rawan banjir dan longsor telah dibagikan kepada pemerintah daerah (pemda). "Masyarakat dapat mengakses peta rawan bencana di inarisk.bnpb.go.id atau di website Badan Geologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (14/11).
Kemudian antisipasi dilakukan dengan rapat koordinasi, sosialisasi, penyusunan rencana kontijensi, gladi/simulasi, penguatan bantuan logistik peralatan, penetapan status siaga, hingga pemberian bantuan dana siap pakai. Ia menambahkan, koordinasi dilakukan mengacu pada inpres nomor 4 tahun 2012 tentang pemanggulangan bencana banjir dan tanah longsor. Kemudian saat terjadi banjir dan longsor maka fokus utama adalah pencarian dan penyelamatan korban, evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar bagi pengungsi atau korban diantaranya makanan, minuman, pelayanan kesehatan dan lainnya, penetapan tanggap darurat, kaji cepat, dan lainnya.
"Upaya rehabilitasi, rekonstruksi, dan relokasi akan dilakukan setelah dilakukan perhitungan kerugian dan kerusakan pascabencana bersama-sama oleh pemerintah daerah (pemda) dan pemerintah pusat," ujarnya.
Selain itu, mengaktifkan pusdalops PB 24/7 untuk pemantauan situasi daerah rawan banjir dan tanah longsor. BNPB juga diakuinya telah mempersiapkan satuan reaksi cepat penanggulangan bencana (SRC-PB) di wilayah barat dan timur untuk tugas perbantuan. BNPB juga mengirimkan tim reaksi cepat penanggulangan bencana (TRC-PB) untuk melakukan pengkajian cepat dan pendampingan keposkoan bila diperlukan. BNPB juga memberikan buffer stock logistik maupun peralatan.
"BNPB menyiapkan dana siap pakai sebesar Rp 250 miliar untuk penanganan darurat kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang memiliki daerah rawan banjir dan longsor," katanya.
Kemudian sistem peringatan dini banjir dan longsor serta aplikasi pemantauan banjir lebih diaktifkan. Terakhir, kata dia, BNPB bersama dengan BPBD DKI Jakarta, MIT, dan Usaid telah mengembangkan PetaBencana.id dimana masyarakat Jakarta dapat melaporkan banjir secara realtime.