Selasa 14 Nov 2017 15:26 WIB

Kasus Demam Berdarah Ancam Indramayu

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Nyamuk demam berdarah.
Foto: AP
Nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sepanjang 2017, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun begitu, memasuki musim penghujan seperti sekarang, masyarakat diimbau untuk terus mewaspadai penyakit yang bisa menyebabkan kematian tersebut.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, sejak awal tahun sampai saat ini, kasus DBD mencapai 94 kasus. Dari jumlah kasus itu, tidak ada satupun korbannya yang meninggal dunia. Jumlah kasus itu menurun drastis dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 911 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 33 korbannya meninggal dunia.

Tingginya kasus DBD pada 2016 itu dipengaruhi faktor musim kemarau basah. Hujan yang turun meski di musim kemarau menimbulkan banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan penyakit DBD.

Meski jumlah kasus DBD tahun ini menurun drastis, tetapi warga diimbau untuk tetap waspada. Apalagi, saat ini hujan sudah sering turun meski tidak setiap hari. Air hujan itu akan meninggalkan genangan air.

''Warga harus melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan sekitar dengan 3M, yakni menguras, mengubur dan menutup tempat-tempat penampungan air,'' kata Kepala Dinas Kesehatan, Deden Bonni Koswara kepada Republika.co.id, Selasa (14/11).

Menurut Deden, tempat penampungan air yang dibiarkan terbuka akan menjadi lokasi favorit nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur. Dia menyatakan, warga harus waspada memperhatikan ada tidaknya tempat penampungan air di lingkungan masing-masing.

Tak hanya kebersihan lingkungan, kata Deden, warga juga diimbau untuk melakukan gerakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).  Selain itu, warga juga harus menjaga kondisi badan dengan melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari. "Jangan lupa makan buah dan sayur," kata Deden.

Sementara itu, Bupati Indramayu, Anna Sophanah, menekankan pentingnya peran keluarga dalam pembangunan kesehatan. Menurutnya, lingkungan keluarga memberikan dasar bagi seseorang untuk memiliki kebiasaan, perilaku dan gaya hidup yang sehat.

"Karena itu, upaya untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat dimulai dari lingkungan keluarga. Menuju Indonesia Sehat harus berawal dari keluarga yang sehat,'' kata Anna, saat membacakan sambutan Menteri Kesehatan RI pada peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-53 tingkat Kabupaten Indramayu, yang berlangsung di Alun-alun Indramayu, Senin (13/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement