REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kebakaran dan penyerangan Mapolres Dharmasraya, Sumatra Barat dimulai Senin (13/11). Olah TKP ini dilakukan Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar dengan dibantu tim Puslabfor Mabes Polri yang mengutus Labfor Polda Sumatra Utara dan Tim Inafis Mabes Polri. Ketiga tim bekerja sama untuk mengidentifikasi penyebab kebakaran, termasuk sumber titik api. Sementara Tim Inafis fokus kepada pengumpulan petunjuk yang mengarah kepada identitas pelaku penyerangan.
Direktur Reskrimum Polda Sumatra Barat Erdi Adrimurlan Chaniago menjelaskan, butuh waktu dua hingga tiga hari ke depan untuk menarik kesimpulan asal api dan bagaimana api muncul. Penelusuran hal ini akan dikerjakan melalui penelitian oleh Labfor Polda Sumut. Tim olah TKP juga telah memeriksa dan mewawancarai sembilan saksi, termasuk anggota kepolisian dan pihak lain yang berada di lokasi saat kejadian penyerangan Mapolres Dharmasraya pada Ahad (12/11) dini hari.
"Ini semua menuju kepada kesimpulan apa penyebabnya. Mungkin 2-3 hari setelah ini bisa kita temukan penyebabnya," kata Erdi, Senin (13/11).
Sementara itu, Tim Inafis dari Polda Sumbar dan Mabes Polri melakukan identifikasi pelaku menggunakan alat bernama MAMBIS (Mobile Automatic Multi Biometric Identification System). Alat yang menyerupai alat gesek transaksi ini, mampu mengidentifikasi seseorang dari sidik jarinya. Asal, sasaran identifikasi sudah pernah terdaftar dalam sistem KTP-elektronik. Erdi menyebutkan, akurasi hasil identifikasi dengan MAMBIS menyentuh 90 persen.
"Jadi Alhamdulillah kedua tersangka sudah bisa kami identifikasi berdasarkan alat tadi," ujar Erdi.
Sedangkan kedua jenazah pelaku penyerangan masih disimpan di RS Bhayangkara Kota Padang. Hingga Senin (13/11) petang, belum ada pihak keluarga yang mendatangi rumah sakit untuk menjemput jenazah pelaku. Padahal, pencocokan DNA antara keluarga dan pelaku diperlukan untuk kepastian identitas pelaku penyerangan Polres Dharmasraya.
Pelaku Pembakaran Mapolres Dharmasraya Anak Perwira Polri