Senin 13 Nov 2017 14:36 WIB

Wakapolri: Pembakar Polres Dharmasraya Mengarah ke Terorisme

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Wakapolri Komjen Pol Syafruddin (kiri) didampingi Kabareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto (kanan) menghadiri rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Pansus Hak Angket KPK di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19/7).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Wakapolri Komjen Pol Syafruddin (kiri) didampingi Kabareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto (kanan) menghadiri rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Pansus Hak Angket KPK di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian terus mengembangkan penyelidikan terkait kasus pembakaran Markas Polisi Resort (Mapolres) Dharmasraya, Sumatera Barat, Ahad (12/11) kemarin. Berdasarkan data-data yang sementara, pelaku dari kejadian tersebut diduga sebagai anggota kelompok teroris.

"Untuk sementara belum terlalu lengkap. Masih dikembangkan apakah ini teroris atau bukan. Cara-cara dan data-datanya mengarah ke sana, tapi jangan lantas menyimpulkan," ujar Wakapolri Komjen Syafrudin di Polda Metro Jaya, Senin (13/11).

Saat ini, kata Syafrudin, aparat Densus dan yang lainnya sedang menginventarisir dan melakukan investigasi di lokasi kejadian. Kebakaran diketahui anggota piket Mapolres terjadi sekitar pukul 02.45 WIB. Saat itu anggota segera menghubungi petugas pemadam kebakaran.

Salah seorang petugas pemadam kebakaran mengaku melihat dua orang mencurigakan di sekitar lokasi kejadian. Polisi pun segera melakukan pengejaran dan pengepungan dua orang terduga teroris tersebut yang mengenakan pakaian hitam-hitam.

"Orang tuanya juga melakukan investigasi," katanya.

Dua orang terduga teroris itu membawa busur panah dan menolak saat hendak dilakukan penangkapan. Keduanya dengan anak panah tersebut melakukan perlawanan dengan menyerang anggota.

Anggota kemudian melepaskan tembakan peringatan, namun dua pelaku tetap melakukan perlawanan. Akhirnya, polisi mengarahkan tembakan ke arah dua pelaku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement