REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mendapat laporan bangunan milik SMP 3 Sukaresmi, ambruk akibat pergerakan tanah sehingga proses belajar mengajar terpaksa dipindahkan.
Kepala BPBD Cianjur Ahmad Rivai, pada wartawan Senin (13/11), mengatakan telah melakukan penilaian ke lokasi bencana. Tercatat tiga bangunan milik SMP Negeri 3 Sukaresmi yang terdiri dari ruang guru dan dua bangunan ruang kelas ambruk.
Dia menjelaskan pergerakan tanah kembali terjadi di Kampung Cipari, Desa Rawabelut, Kecamatan Sukaresmi, yang selama ini dikenal wilayah langanan pergerakan tanah. Berdasar informasi warga, sebelum pergerakan tanah terjadi, diawali dengan hujan deras sejak siang hingga malam hari.
"Kami bersama tim melakukan penilaian dan melihat langsung daerah yang tertimpa bencana pergerakan tanah tersebut. Untuk sementara kegiatan belajar mengajar akan dialihkan ke Sekolah Dasar (SD) Negeri Chandra Kusumah yang lebih aman," katanya.
Ia mengimbau warga yang tinggal di wilayah rawan pergerakan tanah waspada dan segera mengungsi jika pergerakan tanah susulan terjadi dan terus meluas karena curah hujan yang terjadi di Cianjur masih tinggi.
"Untuk kemarin dua kali pergerakan tanah yang terjadi malam dan menjelang tengah malam. Warga diminta waspada dengan berbagai potensi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi," katanya.
Bahkan ia mengimbau relawan bersiaga 24 jam di lokasi rawan pergerakan tanah tersebut. Meskipun masih jauh dari perkampungan warga, namun relawan diminta melaporkan setiap kejadian dan mengimbau warga untuk mengungsi guna menghindari korban jiwa ketika pergerakan tanah meluas.