Ahad 12 Nov 2017 09:40 WIB

DPRD Hidupkan Kesenian Ludruk Rp 250 Juta per Tahun

Kesenian Ludruk.
Foto: Antara
Kesenian Ludruk.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --  DPRD Kota Surabaya dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2018 mengalokasikan anggaran untuk pementasan ludruk selama satu tahun senilai Rp 250 juta. Wakil Ketua DPRD Surabaya Masduki Toha, di Surabaya, Ahad (12/11), mengatakan anggaran tersebut dialokasikan khusus untuk membiayai pementasan ludruk di Surabaya.

"Para pemain kesenian ludruk diberi pekerjaan untuk pentas empat kali dalam satu bulan," katanya. Menurut dia, dalam sebulan mereka akan dibayar pemkot sampai empat kali tampil dan setiap penampilan akan diberikan biaya pementasan sebesar Rp 5 juta.

Pementasan ludruk, kata Masduki, bisa dilakukan di Taman Hiburan Remaja (THR) atau di gedung teater Balai Pemuda yang baru. Dengan adanya anggaran pentas, lanjut Masduki, akan menjamin para pelaku seni lokal Surabaya untuk berkarya, sehingga upaya pelestarian budaya di kalangan anak muda dapat berjalan.

Masduki mengatakan di era sekarang kesenian ludruk sudah semakin jarang diminati. Anak-anak muda zaman sekarang lebih memilih kesenian yang berasal dari luar negeri.

Oleh sebab itu, dewan mendorong agar pementasan ludruk semakin sering ditampilkan dan mengundang anak-anak sekolah dalan setiap pementasannya. "Sebenarnya di perubahan anggaran keuangan tahun 2017 kita sudah alokasikan. Namun, kita tambahkan jumlahnya sampai seminggu sekali," ujarnya.

Meski ada gelontoran dana untuk pementasan, kata Masduki, pada 2018 pihaknya masih belum memberikan alokasi anggaran untuk revitalisasi THR karena dewan masih menunggu pengajuan dari pemkot. "Kalau dirasa perlu revitalisasi tentu kami mendukung. Nanti Dinas Cipta Karya yang akan mengajukan. Tapi untuk tahun depan sepertinya belum," ujar Masduki.

Terkait revitalisasi THR, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Widodo Suryantoro mengatakan sampai sekarang pihaknya belum menerima perencanaan pengembangan kawasan THR dari Bappeko Surabaya. "Tapi pasti ada. Namun, masalahnya sekarang aset kita di Hi Tech Mall kan masih digunakan pihak ketiga. Nantinya akan ada penataaan kawasan terintegrasi antara THR, Taman Remaja Surabaya, serta Hi Tech Mall, tapi menunggu masa berakhirnya BOT (built operation and transfer) dengan pihak Hi Tech Mall," kata Widodo.

Saat ini, lanjut dia, BOT dari pihak Hi-Tech Mall masih belum selesai, sehingga belum bisa dilakukan sentuhan revitalisasi. Berakhirnya BOT dari pengelola Hi Tech Mall ini akan jatuh pada tahun 2019 mendatang.

"Karena yang sekarang ini kita rugi karena tidak dapat tampak muka, dan posisinya THR ada di belakang. Nanti kalau sudah berakhir BOT-nya kita bisa tata secara keseluruhan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement