Ahad 12 Nov 2017 04:11 WIB

Peringatan Hari Pahlawan Jangan Sekadar Seremoni

Rep: Ali Mansur/ Red: Karta Raharja Ucu
Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan
Foto: DPR RI
Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Taufik Kurniawan berharap, peringatan Hari Pahlawan tak sekadar menjadi kegiatan seremonial yang diperingati setiap tahun. Selain mengenang jasa dan pengorbanan para pahlawan, menurut dia, peringatan Hari Pahlawan harus dijadikan momentum untuk melanjutkan perjuangan bangsa.

"Sebuah ungkapan mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pahlawannya. Ungkapan ini mengingatkan sekaligus mengajak kita untuk melanjutkan perjuangan dan cita-cita para pejuang kemerdekaan, para pahlawan bangsa," kata Taufik dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Sabtu (11/11).

 

Meski perjuangan kemerdekaan telah usai, lanjut dia, pengayatan dan pengamalan nilai-nilai kepahlawanan tak pernah selesai. Pahlawan di masa lalu berjuang mengusir penjajah yang melakukan penindasan, tindakan sewenang-wenang, serta merampas sumber daya alam Indonesia. Kata Taufik, saat ini, Indonesia sudah merdeka, sudah tidak ada penjajah dalam arti fisik.

 

"Namun, perjuangan belum selesai. Masih ada penjajahan dalam bentuk lain yang harus kita merdekakan," tegas Wakil Ketua Umum DPP PAN itu.

 

Menurut dia, Indonesia membutuhkan sosok pahlawan yang berjuang untuk membebaskan kebodohan, kemiskinan, serta mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa. Terlebih, bangsa asing terus berupaya mengintervensi, memecah belah, dan merampas kekayaan alam Indonesia, Lanjutnya, kemerdekaan yang kita nikmati saat ini adalah buah perjuangan dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

 

"Cara kita untuk mensyukurinya, melanjutkan perjuangan, menjadi pahlawan untuk melawan kemiskinan, kebodohan, dan kemajuan bangsa," harap dia.

 

Dalam setiap perjuangan bangsa dan peradaban, tambah dia, biasanya terdapat tiga tahapan, yakni generasi pejuang, generasi pembangun, dan generasi penikmat kemerdekaan. Namun, ia berharap, tahapan perjuangan dan bangunan peradaban Indonesia tak pernah sampai pada generasi penikmat. Karena itu, semuanya wajib bersyukur, tapi tak boleh puas. Sebab, menurutnya, biasanya, hancurnya sebuah peradaban disebabkan oleh generasi penikmat, generasi yang lupa akan cita-cita dan nilai luruh perjuangan bangsa.

 

"Indonesia lahir dengan cita-cita besar, diantaranya berperan aktif dalam menjaga ketertiban dan kedamaian dunia," tutup Taufik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement