Jumat 10 Nov 2017 20:19 WIB

Hari Pahlawan dan Tantangan Generasi Milenial

Puluhan pelajar berjalan di antara deretan makam pahlawan pada peringatan Hari Pahlawan, di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Kota Bandung, Jumat (10/11).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Puluhan pelajar berjalan di antara deretan makam pahlawan pada peringatan Hari Pahlawan, di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Kota Bandung, Jumat (10/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  DPP KNPI menilai momentum hari pahlawan saat ini seharusnya bisa menguatkan identitas kebangsaan. Para pejuang, pahlawan, pendiri negara ini telah lama menyadari dan bersepaham bersama kemerdekaan yang diperjuangkan tidak sekedar mendirikan negara, berdaulat atau mempertahankannya.

“Lebih jauh lagi, kesepahaman dan kesadaran kesejarahan cukup lama, tertanam dalam relung kebatinan untuk membentuk sebuah bangsa,” kata Ketua Umum DPP KNPI, Muhammad Rifai Darus, Jumat (10/11).

Kini, disaat abad milenial tantangannya telah bergeser. Tantangan kaum muda abad milenial, begitu pelik, kompleks dan tidak mudah. Tantangan eksternal meliputi kebebasan dan keterbukaan lalu lintas barang, modal, informasi, hingga budaya dari satu negara ke negara lain.

“Fenomena globalisasi itulah yang menciptakan iklim kebebasan, persaingan begitu kompetitif, ketat dan tajam. Mengingat, tidak semua ekses globalisasi itu berdampak positif dan selaras dengan kebudayaan dan tradisi yang telah mengakar kuat di Indonesia,” katanya.

Arus informasi yang sejalan dengan revolusi industri telekomunikasi dan interkoneksi, dapat dengan mudah menggeser pemahaman dan kesadaran kesejarahan kaum muda. “Melalui gawai, kita bisa mendapatkan, memproduksi atau menyebarkan informasi,” katanya.

Namun, tidak jarang, media sosial menjadi medium penyebaran informasi, konten hoaks atau yang sarat dengan ujaran kebencian. Informasi yang menyebar begitu deras dan cepat, tanpa filter dan verifikasi lebih lanjut, berujung pada retaknya persatuan dan persaudaraan sesama anak bangsa.  

Karena itu, Rifai mengingatkan, apa yang telah diperjuangkan para pahlawan, merupakan warisan tak ternilai dan begitu berharga untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan sebagai negara yang berdaulat. “Bila kesadaran kesejarahan itu tidak kita internalisasi sebagai nilai, sikap hidup, laku dan tindakan, maka cepat atau lambat, negeri ini akan menuju perpecahan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement