REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unjuk rasa para buruh yang akan dilaksanakan hari ini (10/11), akan dilakukan di depan Istana Negara. Aparat gabungan akan dikerahkan hingga 15 ribu personel untuk berjaga di sekitar demo.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, aparat dikerahkan untuk cegah kejadian-kejadian anarkis dan sebagainya. "Jadi untuk kesiapan pengamanan buruh, sasarannya di Istana. Kita sudah membuat rencana pengamanan dan kita sudah kerahkan sekitar 15 ribu lebih personel, baik itu dari Polda maupun dari Mabes Polri," papar Argo di Mapolda, Kamis (9/11)
Selain itu, untuk lalu lintas di sekitar lokasi demo, kepolisian juga sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas (lalin) bagi kendaraan yang akan melintas. Namun, rekayasa itu akan diberlakukan secara situasional.
"Nanti kita, terutama lalu lintas, sudah kita siapkan juga seandainya nanti harus melakukan rekayasa lalu lintas. Tapi itu semuanya situasional," jelas Argo.
Argo menegaskan, buruh yang mengikuti aksi bukan hanya dari Jakarta semata. Mereka ada juga yang berasal dari luar Jakarta seperti dari Banten, Jawa Barat.
Ratusan aktivis buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan longmarch menuju Jakarta dari berbagai Kabupaten/Kota untuk mengikuti aksi unjuk rasa di Istana Negara dan Balai Kota. Aksi yang dilakukanbertepatan dengan hari Pahlawan, 10 November 2017 ini, dilakukan untuk memperjuangkan upah layak sekaligus menolak upah minimum provinsi (UMP) yang ditetapkan Pemprov DKI beberapa waktu lalu.