REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman kembali menggelar lomba macapat tingkat umum se-Kabupaten Sleman 2017. Lomba digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman pada Rabu (8/11).
Kegiatan ini diikuti 68 peserta yang terdiri dari 34 laki-laki dan 34 perempuan, yang berasal dari 17 kecamatan di Kabupaten Sleman. Lomba memperebutkan total hadiah Rp 13,5 juta.
"Sekar Sinom Grandhel Pelog Barong" jadi tembang wajib bagi para peserta. Selain tembang wajib, peserta melantunkan tembang pilihan yaitu "Sekar Dhandhanggula Rancasih Slendro Manyuro", dan "Sekar Dhurma Dhendharangsang Slendro Manyuro".
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Aji Wulantara mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan ini untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap karya sastra macapat. Terutama, bagi kalangan masyarakat Kabupaten Sleman.
"Sebagai sarana untuk melestarikan dan mengembangkan macapat di Kabupaten Sleman dan sebagai sarana aktifitas bagi para peserta macapat," kata Aji, Rabu (8/11).
Bupati Sleman, Sri Purnomo menuturkan, lomba macapat merupakan kesempatan yang strategis guna melestarikan budaya Jawa yang memiliki nilai-nilai budi pekerti tinggi. Karenanya, sangat penting semangat memelihara dan melestarikan budaya.
"Perlu terus dipelihara dan ditingkatkan lagi dimasa-masa mendatang, khususnya pada generasi muda, sehingga seni budaya yang telah dikenal masyarakat tersebut tidak punah," ujar Sri.
Melalui kegiatan ini, diharapkan macapat jadi wadah bagi para seniman dalam berekspresi dan berkreasi, sekaligus sebagai momentum untuk pengembangan seni macapat di Kabupaten Sleman.
Lomba macapat diharapkan pula jadi agenda rutin dan merupakan puncak pembinaan seni tradisional dari tingkat bawah. Lewat upaya itu diharapkan seni tradisional macapat jadi seni budaya yang makin mendarah daging di masyarakat.
"Dan, mampu mewujudkan internalisasi nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya," kata Sri.