REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Program Lembaga Survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas melihat munculnya nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di kancah perpolitikan tentu menimbulkan potensi besar bagi putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut untuk maju di berbagai pemilihan. Tetapi, dengan catatan, AHY tidak dianggap selalu ada di bawah bayang-bayang nama besar ayahnya.
"Harus genuine. Enggak di bawah bayang-bayang SBY. Kalau pak SBY yang dominan, kan yang dilihat bapaknya terus," kata dia di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/11).
Lebih lanjut dia mengatakan, sosok muda, bukan hanya dilihat dari segi usia. Tetapi, juga dilihat ide dan pemikiran, yang saat ini tengah menjadi kecenderungan pemilih masyarakat internasional. Dia mencontohkan saat Obama terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat di usianya yang ke-47 pada 2008. Selain itu, tren ini juga terjadi di Prancis, Swiss, Kanada dan Selandia Baru. Kecenderungan globalnya adalah memberikan panggung bagi kalangan muda.
Sosok muda dan segar ini tentunya, menurut dia, bisa saja dilihat masyarakat Indonesia ada pada sosok AHY. Di samping itu, dia mengatakan masyarakat pemilih di 2019 nanti akan didominasi generasi milenial, yakni usia 17 sampai 38 tahun.
"Jadi ada kecenderungan dari pemilih muda untuk lebih terbuka memilih calon yang menyegarkan, membuka harapan baru, dan berusaha melakukan alih generasi dari sisi demokrasi. Demokrasi dari kalangan tua coba diambil alih oleh kalangan muda," ujarnya.