Jumat 10 Nov 2017 05:57 WIB

Generasi Milenial Diminta Teladani Gus Dur

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ), Musdah Mulia, Peneliti Senior Wahid Foundation, Ahmad Suaedy (baju merah), dan Direktur Eksekutif Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq saat menjadi pembicara diskusi publik Gus Dur dan Pencegahan Ekstremisme Kekerasan di Kantor Wahid Foundation, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/11).
Foto: Republika/Muhyiddin
Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ), Musdah Mulia, Peneliti Senior Wahid Foundation, Ahmad Suaedy (baju merah), dan Direktur Eksekutif Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq saat menjadi pembicara diskusi publik Gus Dur dan Pencegahan Ekstremisme Kekerasan di Kantor Wahid Foundation, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Fajar Riza Ul Haq mengatakan bahwa tokoh NU, almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bisa menjadi teladan bagi generasi milenial. Karena, menurut dia, untuk menghindari kekerasan Gus Dur tak segan-segan untuk selalu meminta maaf.

Menurut dia, Gus Dur selalu berkomitmen untuk selalu menolak kekerasan dan lebih percaya kepada mekanisme demokrasi. Bahkan, Gus Dur juga melarang pendukung politiknya untuk mempertahankan posisinya sebagai presiden dengan cara-cara yang tidak demokratis dan kekerasan.

Generasi muda perlu lebih mengenal kearifan seorang Gus Dur. Gus Dur ini akan menjadi salah satu sumber oase menyegarkan bagi generasi milenial," ujarnya saat menjadi pembicara dalam diskusi publik "Gus Dur dan Pencegahan Ekstremisme Kekerasan" di Kantor Wahid Foundation, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/11).

Ia menuturkan, generasi muda zaman now saat ini menghadapi tantangannya sendiri. Gemuruh informasi di media sosial seperti facebook, whatsapp, dan twitter seringkali menghanyutkan para penggunanya yang mayoritas ialah generasi milenial.

Sayangnya, lanjut dia, sering kali informasi-informasi yang beredar serba cepat itu dikonsumsi tanpa melalui proses verifikasi yang disiplin. Akibatnya, keadaan ini rentan menimbulkan disorientasi, kesalahpahaman, prasangka, hingga benih-benih permusuhan. Karena itu, menurut dia, Gus Dur bisa menjadi teladan bagi generasi milenial, tidak hanya saat berselancar di dunia maya tapi juga saat berinteraksi dalam realitas nyata.

Sekretaris Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah ini menambahkan, generasi muda milenial juga perlu mengenal sosok yang konsisten menyuarakan nilai-nilai ke-Indonesia-an, kesetaraan, dan keadilan.

Terlebih ketika situasi masyarakat seperti sekarang ini. Perbedaan pandangan dan pilihan politik saja sudah sering kali jadi pemicu permusuhan, kata Mantan Direktur Eksekutif Maarif Institute ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement