REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) bakal mengusut kasus dugaan penempakan monyet di kawasan konservasi Gunung Marapi, Kabupaten Tanah Datar. Sebelumnya kasus ini sempat viral di media sosial, dengan foto dua pria bersenjata yang memegang seekor monyet berekor panjang dengan bulu cokelat kemerahan. Monyet itu juga diduga sudah mati.
Kepala BKSDA Sumatra Barat Erly Sukrismanto menjelaskan, pihaknya sudah mendapat laporan terkait kasus tersebut. Hanya saja ia mengaku hingga saat ini belum bisa memastikan siapa pelaku dugaan pembunuhan satwa di kawasan konservasi tersebut. Erly juga belum bisa memastikan apakah monyet yang ditembak tergolong dilindungi atau tidak.
"Salah satunya dari mereka terlihat berfoto dengan memegang monyet menggunakan tangan kiri dan senapan di tangan kanan," ujarnya, Rabu (8/11).
BKSDA, kata Erly, masih menelusuri melalui petugas polisi hutan di lapangan. Pihaknya akan memastikan terlebih dulu siapa sosok yang viral di media sosial tersebut. Erly mengungkapkan, BKSDA tetap akan melanjutkan proses hukum bila terbukti hewan yang ditembak tergolong satwa dilindungi. Namun bila tak terbukti, pelaku penembakan akan diberi peringatan agar tidak memburu hewan di wilayah konservasi.
Ia juga menegaskan bahwa BKSDA terus melakukan pengawasan terhadap perburuan, pembunuhan, atau praktik jual beli satwa dilindungi.
"Kemudian petugas di lapangan juga diingatkan kembali agar melakukan tugasnya dengan baik dalam menjaga lingkungan dan satwa," katanya.