Rabu 08 Nov 2017 18:17 WIB

2018, Remaja Putri akan Diberi Tablet Penambah Darah

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Pil penambah darah untuk penderita anemia.
Foto: Antara/Noveradika/ca
Pil penambah darah untuk penderita anemia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan memberikan tablet zat besi ke sekolah-sekolah untuk remaja putri pada 2018. Upaya ini dilakukan untuk meminimalisiasi perempuan muda mengalami anemia. Remaja putri yang anemia kemudian hamil berpotensi akan melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) atauberat badan lahir rendah (BBLR).

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Kuwat Sri Hudoyo mengatakan saat ini lebih dari 30 persen remaja putri anemia. Kaum hawa ini punya siklus menstruasi tetapi tidak menyadari sudah membuang darah tetapi tidak bisa memperbaiki pembentukan darah karena asupan dari sisi mineral, vitamin yang tidak tersedia.

Ketika remaja putri ini hamil, kecukupan gizi janin di ibu yang darah rendah tersebut mengalami kurangnya supply oksigen, makanan ke janin, dan menyebabkan bayi yang kemudian lahir mengalami stunting dan BBLR.

"Ini cikal bakal terjadi stunting. Untuk itu kita 2018 ini sekian persen remaja putri harus kita berikan tablet besi ke sekolah-sekolah untuk menghindari anemia," ujarnya, di Jakarta, Kamis (8/11).

Selain itu, pihaknya mengenalkan kampanye makanan 'isi piringku' supaya orang yang memiliki gizi kurang makanannya bisa mengkonsumsi makanan secara proporsional. Jadi, kini pihaknya berusaha sekarang mencoba mengubah jargon kampanye makanan 'empat sehat lima sempurna' menjadi 'isi piringku'.

"Porsinya ini menjadi wujud gizi seimbang. Kalau yang gizinya kurang ditambah, tetapi kalau yang gizi lebih itu harus mengurangi porsi," ujarnya.

Langkah ini, kata dia, harus dilakukan karena stunting kalau tidak dari awal ditangani maka tidak akan berhasil. Jadi, kata dia, perempuan harus melakukan investasi sebelumnya yaitu pada masa kehamilan dan sebelum kehamilan. Ia menambahkan Kemenkes terus mendorong kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) terkait ini.

"Jadi kalau mengatasi stunting ini anemia bisa diberikan tablet besi. Tetapi sebelum terjadi anemia kan asupannya, makan buah dan sayur, proteinnya cukup namun bukan Kemenkes kan yang menyediakan sayur, buah, protein," katanya.

Ia menambahkan, sebetulnya kantor wakil presiden wapres sudah memetakan mengenai penanganan stunting. "Jadi 2018 sudah nyata akan terlihat. Dan terlihat di 100 kabupaten/kota yang sudah ditetapkan kantor wapres," ujarnya.

Isi Piringku menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein. Terbagi menjadi 50 persen piring buah-buahan dan sayuran, 50 persen berikutnya sepertiganya lauk, dua per tiganya makanan pokok yaitu sumber karbohidrat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement