Selasa 07 Nov 2017 19:48 WIB

Sleman Kembangkan 50 Sekolah Ramah Anak

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Sekolah
Sekolah

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman memang tengah memberikan perhatian khusus mewujudkan lembaga-lembaga pendidikan yang ramah anak. Hal itu merupakan Kabupaten Sleman sebagai daerah ramah anak.

"Telah diinisasi 50 sekolah yang terdiri dari 23 SMP dan 27 SD, dikembangkan jadi sekolah ramah anak," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pengendalian Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Mafilindati Nuraini, Selasa (7/11).

Hal itu diungkapkan saat membuka sosialisasi penerapan disiplin positif, terutama bagi tenaga-tenaga pendidik di Rich Hotel Yogyakarta. Mafilindati menilai, semua itu merupakan indikator penting mengembangkan program kabupaten layak anak.

Ia menerangkan, sosialisasi itu sendiri bertujuan memberikan pemahaman kepada pendidik tentang pentingnya penerapan disiplin positif kepada satuan pendidikan. Sejumlah pengurus Yayasan Nusantara Sejati didaulat menjadi pembicara.

"Peserta sebanyak 60 orang pendidik-pendidik Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang sekolahnya telah diinisiasi jadi ramah anak," ujar Mafilindati.

Hadir dari Deputi Perlindungan Anak dan Kekerasan dan Eksploitasi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Rini Handayani, yang mengingatkan sepertiga waktu anak berada di sekolah. Sehingga, sosialisasi ini begitu penting.

Sebab, lanjut Rini, sering terjadi maksud guru-guru memberikan hukuman disiplin, tapi pelaksanaannya menjadi lain. Bahkan, tidak sedikit yang guru-gurunya itu malah terkena dampaknya, sedangkan mereka hanya ingin menegakkan disiplin.

"Sosialisasi penerapan disiplin positif bagi tenaga pendidik sangat penting, karena pada prinsipnya tidak ada guru yang akan mencelakakan muridnya," kata Rini.

Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, yang hadir dalam sosialisasi menekankan, ini sejalan komitmen Kabupaten Sleman yang ingin mewujudkan sekolah ramah anak. Guna memastikan terpenuhinya hak-hak anak, dukungan tenaga pendidik sangat penting.

Terlebih, lanjut Sri, setiap anak sejak dalam kandungan memiliki hak-hak dasar yang harus dihormati, dilingungi dan dipenuhi. Maka itu, dalam setiap fase tumbuh kembang anak, pola asuh dan pola didik harus disesuaikan. "Keberhasilan dalam mengarahkan, mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai kepada anak menjadi penentu terbentuknya karakter dan pribadi anak," kata ujar Sri.

Untuk itu, momen optimalisasi dan pembentukan karakter anak menjadi waktu penting bagi tumbuhnya generasi yang cerdas, tangguh dan positif. Menurut Sri, momen itu hendaknya disikapi denga pemahaman yang benar dari orang tua dan tenaga pendidik.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement