REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya merevitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), baik dari aspek kurikulum, tenaga pendidik, fasilitas dan kualitas lulusan. Hal itu dilakukan, sebagai upaya untuk menekan angka pengangguran lulusan SMK saat ini.
"Pertama, kita sudah menyesuaikan 109 dari 142 kompetensi keahlian di SMK dengan kebutuhan industri. Sisanya, mudah-mudahan selesai tahun ini," jelas Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad saat ditemui di Kompleks Kemendikbud, Jakarta Pusat pada Selasa (7/11).
Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga telah menyusun program untuk meningkatkan kemampuan guru SMK. Salah satunya, mewajibkan guru untuk mengikuti pelatihan atau magang ke industri bersama siswa.
"Jadi bukan hanya siswa saja, gurunya juga magang. Program itu sudah disosialisasikan dan juga sudah dilakukan," ungkap Hamid. Program tersebut, digelar atas kerja sama Kemendikbud bersama Kementerian Perindustrian.
Hamid melanjutkan, Kemendikbud juga telah melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan. Kerja sama dengan dunia usaha dunia industri, juga sudah dilakukan, meskipun belum intensif.
Upaya-upaya yang dilakukan Kemendikbud, dikatakan Hamid, telah sesuai dengan instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi SMK. Dia menegaskan, sampai saat ini pemerintah terus berupaya agar lulusan SMK benar-benar menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi.