REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemberlakuan tempat tunggu sementara (TTS) Kota Bekasi tampaknya masih belum efektif mengurangi pasca-diluncurkannya peraturan itu pada Rabu (1/11) lalu. Hal ini terbukti masih banyak ojek daring yang mangkal di trotoar sebuah minimarket jalan Juanda Kota Bekasi.
Salah satu pengemudi ojek daring yang mangkal di titik itu, Medy (42), mengatakan di sini memang tempat pejemputan penumpang ojek daring. "Penumpang juga udah biasa ke sini minta dijemput di sini," katanya.
Pria asal Lampung itu lalu menerangkan soal titik-titik penjemputan lain di sekitaran Stasiun Bekasi. Di Jalan Perjuangan ada di depan minimarket. "Kalau di taman, jemputnya di depan pos polisi," kata Medy.
Padahal, titik-titik yang ia sebutkan saat ini terpantau terpasang rambu dilarang parkir bagi ojek daring. Sementara titik atau tempat yang disediakan oleh Pemerintah Kota Bekasi, menurutnya, tak strategis dan terlalu jauh dari pintu stasiun. Penumpang memilih menunggu di tempat yang dekat dengan pintu stasiun.
Pengemudi ojek daring yang lain, Suprapto (50), juga tak memungkiri masih banyak ojek daring yang menaik turunkan penumpang di trotoar mimimarket Jalan Juanda itu. "Kalau saya parkir dan bayar di minimarket sini, sambil nunggu penumpang," tuturnya.
Pria asal Jawa Timur itu juga sependapat dengan Medy, minimarket itu merupakan salah satu titik yang strategis, baik bagi penumpang maupun pengemudi.
Pria beranak dua itu juga mengatakan, walaupun telah ada TTS, jalan Juanda masih kerap padat hingga macet pada jam-jam sibuk. Selalu padat pada pukul tujuh pagi dan pukul empat sore sampai tujuh malam.
Menurutnya, tak hanya ojek daring yang menyebabkan kemacetan di Jalan Juanda walaupun telah ada TTS. Walaupun ada angkot-angkot yang ke sana (TTS), tapi masih banyak juga angkot-angkot yang cari penumpang di sini.
Tak hanya angkot, pria yang telah beroperasj ojek daring selama 1,5 tahun itu juga mengatakan ojek pangkalan pun sering terlihat mangkal dan mencari penumpang persis di depan pintu Stasiun Bekasi.
Pengemudi ojek daring lain yang juga mangkal di titik itu, Yoharidan (20), mengatakan hal yang senada. Walaupun baru beroperasi tiga bulan, ia mengaku titik itu memang jadi langganan para penumpang.
Keberadaan TTS, menurutnya, saat ini masih belum tersosialisasikan dengan baik. Sehingga pemberlakuan TTS masih belum efektif dilakukan.