REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Optimisme konsumen di Sumatra Barat terkait pendapatan hingga tingkat konsumsi rumah tangga, tercatat mengalami penurunan. Hal ini terukur dalam Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar.
ITK memberikan gambaran mengenai perkembangan ekonomi terkini di level konsumen. Survei pada 2017 ini meliputi Kabupaten Agam, Kota Padang, Kota Solok, dan Kota Bukittinggi dengan sampel 28 blok sensus.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sumbar, Hefinanur, menyebutkan bahwa tingkat optimisme konsumen pada kuartal III 2017 menurun dibanding kuartal sebelumnya, yakni dari skor ITK 109,67 menjadi 102,67. Secara umum, merosotnya nilai ITK di Sumatra Barat dipengaruhi oleh penurunan indeks variabel pembentuk ITK, yakni pendapatan rumah tangga, pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran, dan volume konsumsi rumah tangga.
"Sisi pendapatan dan konsumsi di Sumatra Barat tidak seoptimis pada kuartal II. Lalu pengaruh inflasi terhadap konsumsi stagnan. Volume konsumsi menurun," jelas Hefina di Kantor BPS Sumbar, Senin (6/11).
Hefina menyebutkan, hanya satu provinsi di Pulau Sumatra yakni Aceh yang memiliki skor ITK di atas nilai nasional. Sementara Sumbar bertengger di peringkat ke-9 di antara daerah lain di Sumatra.
BPS juga melakukan analisi terhadap optimisme konsumen terhadap ekonomi pada kuartal IV 2017 yang meliputi akhir tahun ini. Hasilnya, optimisme konsumen justru makin merosot.
Perkiraan pendapatan rumah tangga tercatat hanya 100,46, lebih rendah dibanding penilaian yang sama pada kuartal III 2017. Masyarakat juga tercatat menahan pembelian barang tahan lama, seperti barang elektronik, perhiasan, perangkat komunikasi, perabot mebel, sepeda motor, hingga mobil.
"Kita juga prediksi dan menanyakan kepada konsumen bagaimana optisme konsume di Kuartal IV, dan malah terjadi penurunan menjadi 97,03. Konsumen masih pesimis pada kuartal IV," katanya.