Senin 06 Nov 2017 15:07 WIB

Aher Akui Serangan Hama di Jabar Meningkat

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Winda Destiana Putri
Petani usir hama tikus (ilustrasi)
Foto: Antara
Petani usir hama tikus (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengakui, persoalan serangan hama pun turut melanda lahan pertanian di Jabar. Tahun ini, serangan hama di sejumlah lahan pertanian di Jabar mengalami peningkatan meskipun dampaknya tak terlalu signifikan.

"Tingginya persoalan serangan hama di Jabar, akibat cepatnya antara masa taman dan panen. Kondisi itu mengakibatkan hama yang masih tersisa di lahan pertanian kembali berkembang," ujar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan, Senin (6/11).

Aher menjelaskan, seharusnya petani memiliki jeda antara panen dan dan masa tanam agar tanah areal pertanian kembali sehat. Minimal, jarak tersebut adalah 1 bulan. "Tapi karena ada percepatan tanam maka hanya 15 hari saja. Jadi, hama tidak terpotong siklusnya," kata dia.

Oleh karena itu, menurut Aher, Pemprov akan kembali mengingatkan kepada para pertanian untuk memperhatikan waktu jeda antara masa panen dan panen. Selain itu, penggunaan pestisida berlebihan juga menjadi penyebab serangan hama. Jadi, mengimbau agar para petani memperhatikan dalam penggunaan pestisida.

"Yang membuat hasil pertanian ini terganggu adalah penggunaan pestisida dan zat hormonal. Nah, kedepan sebaiknya kembali untuk menggunakan pupuk organik, tidak menggunakan zat hormonal, dan jika menggunakan pestisida sebaiknya menggunakan pestisida organik," katanya.

Terkait luas lahan yang terganggu akibat serangan hama, Aher mengatakan, ia tak memiliki data pastinya. Ia, hanya memiliki data lahan yang mengalami kekeringan di Jabar seluar 22 ribu hektare pada 2016. Tahun 2017 ini, luas lahan yang mengalami kekeringan terjadi penurunan hanya 3.400 hektare.

"Dari 3.400 hektare lahan yang kekeringan, yang pusonya hanya 139 hektare," katanya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement