REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri akan bertolak ke Filipina besok, Selasa (7/11) terkait tertangkapnya Minhati Madrais. Polri akan berkoordinasi dengan otoritas Filipina untuk menemui Warga Negara Indonesia (WNI) Minhati Madrais yang merupakan istri teroris Omarkhayam Maute.
"Informasinya besok berangkat. Lebih cepat lebih baik," kata Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wisasto di Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/11). Dalam kedatangannya itu, Densus 88 akan mendalami berbagi keterangan dari Minhati.
Densus 88 juga perlu mencaru tahu seperti apa sepak terjang Minhati di Filipina, termasuk ada tidaknya kaitan warga Bekasi itu dengan aksi terorisme di Tanah Air. "Temen-temen Densus yang akan mendalami," kata Setyo.
Petugas gabungan Kepolisian Filipina menangkap Minhati Madrais dalam operasi militer di Marawi. Minhati merupakan WNI yang menjadi istri pimpinan teroris di Filipina, Omarkhayam Maute. Polri menerima informasi penangkapan terhadap Minhati pada Ahad, 5 November 2017, pukul 09.30 waktu setempat. Informasi penangkapan didapat dari Kepolisian Cagayan de Oro.
Tim Gabungan Armed Forces of the Philippines (AFP) dan Philippine National Police (PNP) dari ICPO, MIB, ISG, CIDT-Lanao, 4th Mech and 103rd SAC juga mengamankan enam anak Minhati. Empat anak perempuan dan dua anak lelaki di 8017 Steele Makers Village Tubod Iligan City.
Minhati tercatat sebagai warga Bekasi, Jawa Barat. Suami Minhati, Omar, telah tewas saat operasi militer Filipina di Marawi. Dari penangkapan Minhati, kepolisian setempat menyita barang bukti berupa empat blasting cap dua unit detonating cord dan satu time fuse. Didapati pula paspor atasnama Minhati yang telah habis masa berlakunya. Saat ini, Minhati bersama anaknya masih ditaha di kantor polisi Iligan City.
Minhati lahir di Bekasi pada 9 Juni 1981. Ia berangkat ke Filipina dengan nomor paspor A 2093379. Minhati diduga tiba di Manila pada 2015 dengan masa berlaku visa hingga 30 Januari 2017.