REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Musim tanam padi di beberapa daerah, saat ini sedang berlangsung. Namun, ketersediaan pupuk di beberapa daerah masih menjadi persoalan. Seperti di Kabupaten Cilacap, Kepala Dinas Pertanian setempat, Gunawan, menyebutkan kuota pupuk yang diberikan bagi petani di wilayahnya masih sangat kurang.
''Saat ini memang belum sampai terjadi kelangkaan pupuk, karena belum semua petani memulai masa tanam. Namun nanti kalu petani sudah semuanya menanam, pasti akan terjadi kekurangan,'' jelasnya, Jumat (3/11)
Menurutnya, hal ini karena kuota pupuk subsidi yang diberikan pada Kabupaten Cilacap dinilai masih sangat kurang. Dengan luas lahan pertanian padi 75 ribu hektare dengan dua kali masa tanam dalam setahun, dia memperkirakan dibutuhkan paling tidak 34 ribu ton pupuk urea.
Namun pada 2018 mendatang, Kabupaten Cilacap hanya mendapat kuota sebanyak 25 ribu ton. "Dengan demikian, kami perkirakan akan kekurangan sekitar sembilan ribu ton," jelasnya.
Terkait hal ini, Gunawan mengaku Dispertan sudah mengajukan tambahan kuoata sekitar sembilan ribu ton kepada Pemprov Jateng. ''Mudah-mudahan, pemprov dapat memberikan solusi sehingga nantinya petani di Cilacap tidak kesulitan pupuk jenis urea,'' jelasnya.
Dia menyebutkan, musim tanam yang saat ini mulai berlangsung, termasuk dalam masa tanam I tahun 2018. Dengan perkiraan masa tanam tersebut, maka kebutuhan pupuk diperkirakan akan mulai meningkat mulai pertengan November ini, hingga Desember 2017.
Mengingat kebutuhan yang semakin mendesak, dia berharap permohonan penambahan pasokan pupuk di wilayahnya bisa segera terpenuhi. ''Kalau tidak segera dilakukan penambahan pasokan, kami khawatir petani akan kesulitan mendapatkan pupuk,'' jelasnya.
Selain urea, Gunawan menyebutkan, kuota yang diberikan wilayahnya untuk pupuk TSP bersubsidi, sebenarnya juga masih belum memenuhi kebutuhan. Namun kekurangannya tidak terlalu banyak, seperti kebutuhan pupuk urea.