Selasa 31 Oct 2017 17:43 WIB

Peminat Magang di Jepang Capai 300 Orang

Rep: Mursa/ Red: Andi Nur Aminah
Magang di Jepang (ilustrasi)
Foto: .
Magang di Jepang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Lulusan SMA dan SMK di Lampung yang berminat dan telah mendaftar untuk bekerja magang di perusahaan negara Jepang mencapai 300 orang. Mereka akan diseleksi pada 4 hingga 8 Desember 2017 untuk ditempatkan di Negara Sakura tersebut dengan insentif 100 ribu yen.

Menurut Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, tak ada pembatasan jumlah bagi yang ingin ke Jepang. "Saya berharap lulusan SMA/SMK dapat memanfaatkan kesempatan langka ini, karena program ini sempat dihentikan selama lima tahun. Alhamdulillah, Pemerintah Jepang kembali membuka magang bagi lulusan SMA/SMK asal Lampung," kata Ridho dalam keterangan yang diterima Republika.co.id Selasa (31/10).

Pembukaan program ini, Ridho mengatakan, merupakan upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyalurkan lulusan SMA/SMK yang kini menjadi tanggungjawab provinsi. Gubernur berharap program ini mampu mengurangi angka pengangguran sekaligus transfer ilmu dan pengetahuan dari negara maju seperti Jepang.

Seluruh proses seleksi dan pemberangkatan menjadi tanggungjawab provinsi dan pusat yakni Kementerian Tenaga Kerja. Bagi yang lulus akan dikirim bekerja di berbagai perusahaan menengah di Negeri Sakura selama tiga tahun. Peserta lulusan SMA/SMK dengan maksimal usia 26 tahun, pria, dan belum menikah.

Peserta harus warga Lampung dengan menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) Lampung yang masih berlaku, sehat fisik, dan mental. Pada bulan pertama bekerja, peserta bakal menerima insentif 80 ribu yen. Kemudian, pada bulan kedua hingga ke-24 mendapat insentif 90 ribu yen dan pada bulan ke-25 hingga ke-36 mendapat 100 ribu yen.

Kerja sama program magang ini, telah disepakati kedua negara pada 15 Maret 2017 antara Pemprov Lampung, Ikatan Pengusaha Kenshuusei Indonesia (Ikapeksi) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Lampung. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lampung Sumiarti mengatakan, setelah magang tiga tahun, setiap peserta mendapat sertifikat dari Japan International Corporation (JITCO) dan dana kewirausahaan sebesar 600 ribu yen.

Pemprov Lampung bertanggungjawab hingga mengantar peserta karantina di Bekasi, Jawa Barat. Sedangkan pengiriman ke Jepang dan selama proses magang menjadi tanggungan pusat. "Peserta magang juga diutamakan bekerja di berbagai perusahaan Jepang di Indonesia," kata Sumiarti.

Ia mengatakan dari total peserta magang yang pernah dilakukan tersebut, 63 persen diterima bekerja di tempat magang. Sisanya, bekerja mandiri dan wirausaha. "Dari tahun ke tahun jumlah yang diterima di perusahaan meningkat. Artinya, kualitas magang makin meningkat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement