Selasa 31 Oct 2017 16:58 WIB

Tour de Singkarak 2017 Siap Digelar

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Gita Amanda
Sejumlah pebalap sepeda beradu kecepatan pada etape kelima Tour de Singkarak 2016 di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Rabu (10/8).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Sejumlah pebalap sepeda beradu kecepatan pada etape kelima Tour de Singkarak 2016 di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Rabu (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gelaran balap sepeda bertaraf internasional, Tour de Singkarak (TdS) 2017, siap dilaksanakan pada 18-26 November 2017 mendatang. Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menggelar rapat terakhir untuk membahas kesiapan TdS yang bakal memperebutkan total hadiah Rp 2,3 miliar tersebut. Sejumlah kendala yang tersisa adalah jalur yang masih berlubang di etape 3 yang menghubungkan Sijunjung-Dharmasraya dan etape 6 antara Solok-Solok Selatan.

Meski masih ada jalan yang berlubang dan sejumlah kendala teknis lainnya, Panitia TdS 2017 menegaskan bahwa seluruh rangkaian acara balap sepeda akan dilaksanakan sesuai skenario yang disepakati. Pemerintah Provinsi Sumatra Barat bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga mengebut melakukan perbaikan jalan di seluruh jalan yang dijadikan rute balap.

 

"Enggak. Enggak bisa ditunda lagi. Harus jalan. Tanggal sudah disepakati. Nah rute itu nanti tim teknis yang sempurnakan," jelas Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti, Selasa (31/10).

 

Sejumlah catatan evaluasi memang masih menjadi pekerjaan rumah bagi panitia TdS 2017. Berdasarkan rangkuman evaluasi yang dirilis oleh Persatuan Sepeda Internasional (UCI) pada gelaran TdS tahun 2016 lalu, kritik terutama untuk urusan manajemen perlombaan seperti penyerahan dokumen perlombaan dari panitia kepada UCI yang disebut terlambat. Selain itu, UCI juga memberi masukan terkait teknis acara termasuk proses seremonial prakompetisi yang dianggap terlalu memakan waktu. Esthy meminta agar seremoni pembukaan dalam setiap etape dibuat tidak terlalu lama.

 

"Pembenahan harus kita lakukan. Jangan sampai kita mengulangi kesalahan yang sama. Satu hal yang paling diapresiasi dalam TdS tahun lalu adalah keamanan sepanjang etape," jelas Esthy.

 

Berdasarkan catatan panitia, hingga saat ini tercatat ada 15 tim internasional dari 36 negara dan 5 tim nasional yang akan berkompetisi dalam 9 etape. Meski begitu, ada rencana penambahan 1 tim nasional yang berasal dari Padang untuk diikutkan dalam lomba.

 

Secara umum Esthy memandang bahwa kesiapan Tour de Singkarak sudah mendekati 100 persen. Tugas berat yang tersisa, yakni pengerjaan jalan berlubang yang kudu dikebut, tidak akan mampu mengusik kalender TdS 2017 yang sudah mulai digaungkan oleh UCI.

 

"Kalau kesiapan saya rasa, ini sudah sering dicek. Tim survei juga sudah jalan. Ke depan kita cari sistem yang lebih bagus agar acara ini jauh lebih baik," katanya.

 

Esthy secara khusus mengingatkan seluruh panitia untuk memaksimalkan sisa waktu sebelum grand start yang diadakan di Tanah Datar pada 18 November 2017 mendatang. Apalagi Tour de Singkarak adalah gelaran balap sepeda Tour de pertama yang diadakan di Indonesia. Ajang Tour de Singkarak juga berhasil mendorong daerah-daerah lain di Indonesia untuk mengadakan acara balap sepeda serupa.

 

"Saya masih inget, setelah Tour de Singkarak pertama, Bupati Banyuwangi belajar dari Sumatra Barat dan adakah Tour de Ijen," kata Esthy.

 

Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit menjelaskan, pihaknya menargetkan pengerjaan perbaikan jalan bisa rampung semuanya pada 11 November 2017 atau tepat sepekan sebelum grand start dilakukan di Tanah Datar. Meski begitu, Pemprov memberi kelonggaran bagi Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah III DJBM Kementerian PUPR untuk melakukan perbaikan jalan secara 'bergilir' dengan fokus utama adalah etape pertama, dan seterusnya hingga etape terakhir.

 

"Tanggap 11 harus selesai. Tapi etape 1 sampai 9 urut. Jadi targetnya, 7 hari sebelum start (di setiap etape), jalan sudah selesai," ujar Nasrul.

 

Nasrul menyebutkan, dari seluruh etape yang disiapkan untuk perlombaan, jalur Padang Pariaman-Pasaman merupakan ruas yang paling siap. Sementara jalur yang paling parah adalah Solok-Solok Selatan dan Sijunjung-Dharmasraya. Saking seriusnya kebutuhan untuk perbaikan jalan, bahkan Nasrul mengingatkan adanya risiko mutasi bagi pejabat teknis yang tak sanggup merampungkan perbaikan jalan.

 

"Itu ada risikonya. Ingat, Pak Menteri PUPR bakal datang ke sini. Jadi kawan-kawan ini tanggung jawab. Kalau dimutasi ya risikonya. Karena Pak Menteri (sebelumnya) sudah janji (untuk merampungkan perbaikan jalan)," jelas Nasrul.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement