Selasa 31 Oct 2017 14:06 WIB

Korban Kebakaran Pabrik Mercon Kosambi 51 Orang

Rep: Mabruroh/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas mencari jenazah korban kebakaran di lokasi kebakaran Gudang Kosambi, Tangerang
Foto: Bagus Indahono/EPA
Petugas mencari jenazah korban kebakaran di lokasi kebakaran Gudang Kosambi, Tangerang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi kembali mengabarkan berita duka perkembangan kasus kebakaran pabrik kembang api di Kosambi, Tangerang. Sampai hari ini, kepolisian mencatat ada 51 korban akibat ledakan pada Kamis (26/10) pagi itu.

Kapolres Tangerang Kota Kombes Harry Kurniawan mengatakan korban yang meninggal di rumah sakit umum daerah (RSUD) Tangerang sebanyak tiga orang. Mereka di antaranya Nurhayati (20), Atin Puspita (22), dan Siti Fatimah (15). "Tiga korban ini meninggal di RSUD," terang Harry melalui pesan singkat pada Republika.co.id, Selasa (31/10).

Adapun korban lainnya, Harry melanjutkan, kepolisian mendapatkan 48 kantong jenazah. Sebanyak 48 kantong itu didapatkan saat melakukan proses evakusi pasca kebakaran yang menghanguskan seluruh isi gedung yang berada di jalan Raya SMPN 1 Kosambi, Desa Belimbing, Kosambi, Tangerang. "Jadi ada tiga di RSUD, dan 48 kantong jenazah," kata dia.

Awalnya hanya 47 kantong yang ditemukan oleh kepolisian. Namun pada data dilakukan olah TKP kembali pada Sabtu (30/10) kemarin, ditemukan lagi satu kantung mayat.

Adapun korban-korban yang selesai teridentifikasi, tambahnya, saat ini sudah 15 orang. Diduga mereka merupakan karyawan yang bekerja di PT Panca Buana Cahaya Sukses.

Untuk diketahui, ledakan terjadi karena percikan api dari pekerjaan las yang mengenai 4.000 kilogram bahan kembang api. Akibatnya percikan api yang kecil itu mampu menciptakan ledakan dan bunga api yang menghanguskan isi gedung.

Korban-korban yang selamat saat itu segera dilarikan ke RSIA BUN, RS Mitra Husada dan yang luka parah di RSUD Tangerang. Sedangkan kantung-kantung mayat langsung dilarikan ke RS Polri Kramat Jati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement