Senin 30 Oct 2017 19:43 WIB

Wali Kota Palembang: Sampah Juga Bernilai Ekonomis

Rep: Maspril Aries/ Red: Gita Amanda
Wali Kota Palembang Harnojoyo, meresmikan berdirinya bank sampah di RS Mohammad Hoesin (RSMH), Palembangm Senin (16/10)
Foto: Humas Pemkot Palembang
Wali Kota Palembang Harnojoyo, meresmikan berdirinya bank sampah di RS Mohammad Hoesin (RSMH), Palembangm Senin (16/10)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sampah di Kota Palembang menjadi masalah serius yang menjadi perhatian Wali Kota Harnojoyo.  Pada talk show bertema Sinergi Pengelolaan Sampah Terpadu, Senin (30/10), Harnojoyo mengatakan, Sampah yang dikelola dengan baik dapat memberikan nilai tambah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

Menurut Harnojoyo sampah dari warga Palembang dapat dipilah menjadi sampah organik bisa dikelola menjadi pupuk, dan sampah non-organik dapat dijual langsung ataupun dijadikan produk kreatif yang bernilai jual tinggi.

Wali Kota Palembang Harnojoyo yang tampil sebagai pembicara bersama Siti seorang aktivis bank sampah, menjelaskan tentang berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota Palembang dalam mengatasi serta pengelolaan sampah. Salah satu upaya yang langsung melibatkan peran serta aktif masyarakat yaitu melalui program bank sampah. Dengan kreatifitas sampah dapat dijadikan produk bermanfaat yang menambah nilai ekonomis sampah, katanya.

Menurut Harnojoyo, melalui program bank sampah selain lingkungan bersih dari sampah, masyarakat juga mendapat uang dari sampah yang terkumpul dan dikelola dengan baik. Masalah sampah di Palembang harus menjadi perhatian bersama. Pemerintah Kota Palembang telah melakukan pembersihan dari hulu ke hilir, dengan menggunakan cara tradisional hingga modern. "Cara modern yang dilakukan dengan pembangunan incinerator," ujarnya.

Dengan adanya incinerator atau pembakaran sampah dimusnahkan menjadi abu dan habis. Cara ini bertujuan untuk mengatasi persoalan lahan penampungan sampah.

Kota Palembang membutuhkan langkah efektif untuk mempercepat pengurangan tumpukan sampah, salah satu alternatifnya menggunakan incinerator. Selama ini sampah yang dikumpulkan itu tidak semuanya dapat dikelola bank sampah, para pemulung, dan lainnya, kata Harnojoyo.

Harnojoyo mengakui untuk merealisasikan incinerator bukan suatu yang mudah, membutuhkan dana yang besar untuk bisa memiliki incinerator karena teknologinya yang canggih.

Untuk membangun incinerator Pemerintah Kota Palembang berusaha menggandeng perusahaan swasta atau negara donor, salah satunya Jepang. "Beberapa pertemuan sudah dilakukan dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) untuk membicarakan adanya investor yang akan menanamkan modalnya untuk mengolah sampah di Palembang menggunakan incinerator," kata Wali Kota Harnojoyo.

Data Pemerintah Kota Palembang, volume sampah di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan setiap hari mencapai 850 ton - 900 ton dan pada hari libur bisa mencapai 1.200 ton. Pada saat pelaksanaan Asian Games XVIII Agustus 2018 volume sampah di Palembang diprediksi akan bertambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement