Senin 30 Oct 2017 16:11 WIB

Dinkes Jabar Targetkan Periksa Kanker ke 7 Juta Perempuan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Kanker Payudara.
Foto: The Indian Express
Kanker Payudara.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kanker serviks dan payudara, hingga saat ini masih menjadi pembunuh nomor dua di dunia. Termasuk, di Jabar. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Jabar gencar melakukan deteksi dini pada semua perempuan di Jabar.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Dodo Suhendar, iamenargetkan 7 juta perempuan usia produktif mendapatkan deteksi dini pemeriksaan kanker serviks maupun payudara di fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun swasta. Ini dilakukan, agar perempuan yang terkena kanker bisa ditangani lebih awal.

"Selama ini, pasien kanker serviks dan payudara itu lebih banyak datang ke dokter ketika kasusnya sudah di titik stadium lanjut. Jadi, pengobatan pun tidak efektif," ujar Dodo kepada wartawan di acara Pencanangan Deteksi Secara Dini Kanker Servik dan Payudara Melaui IVA tes dan Sadanis (Pemeriksaan Payudara Klinis) di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (30/10).

Menurut Dodo, pencanangan deteksi dini kanker servik dan payudara tersebut sudah dilakukan sejak 2015. Iamenargetkan dari 23 juta perempuan di Jabar sebanyak 7 juta perempuan bisa dilakukan pemeriksaan.

Target tersebut, kata dia, akan terus bertambah seiring dengan jumlah penduduk perempuan di Jabar. Karena, separuhnya dari populasi total di Jabar. Semua perempuan di Jabar, bisa melakukan pemeriksaan di Puskesmas.

"Dari ribuan Puskesmas yang di Jabar, sekitar 25 persennya sudah siap melayani pemeriksaan dini kanker tersebut,"katanya.

Saat ini, kata dia, di Jabar ada 1.058 Puskesmas. Namun memang, baru 25 persen saja yang siap melayani pemeriksaan dini kanker servik dan payudara lengkap dengan laboratoriumnya. Oleh karena itu, pihaknya pun bekerja sama dengan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan ormas Islam perempuan seperti muslimat NU, dan Aisyiah.

"Hal itu kami lakukan agar pemeriksaan dini bisa sistematis, dan teroganisir," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement