REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai pemerintah dan masyarakat masih harus bekerja keras meningkatkan kesejahteraan bersama. Sebab mayoritas masyarakat Indonesia yang merupakan penduduk Islam terbanyak di dunia, masih belum bisa dikatakan sejahtera.
"Kita selalu bangga Islam di Indonesia adalah penduduk terbanyak di dunia. Tapi kita belum bisa mengatakan Islam Indonesia paling sejahtera di dunia, belum. Baru jumlahnya yang kita selalu banggakan," kata JK saat membuka Seminar Nasional Majelis Daerah Kahmi di UNIPDU, Jombang, Jawa Timur, Ahad (29/10).
Menurut JK, keadilan dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai dengan pendidikan, ilmu pengetahuan, inovasi, dan kerja keras. JK menyampaikan pemahaman agama yang baik juga harus diiringi dengan praktik agama yang baik, yakni dengan mengamalkan dan mengimplementasikan nilai-nilai agama.
Dia menilai kehidupan keagamaan, moral, dan akhlak di dalam masyarakat saat ini pun masih belum seimbang. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya pejabat baik daerah maupun pemerintah pusat yang tertangkap tangan dalam kasus korupsi.
"Akhlak tidak setinggi (pemahaman agama) ini artinya masih banyak kita ditangkap oleh KPK. Artinya apa yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan kehidupan ini, kehidupan keagamaan dan akhlaknya yang seimbang," ujar JK.
Begitu juga dengan masih terjadinya konflik di berbagai negara. Menurut JK, terorisme dan radikalisme terjadi bukan disebabkan oleh agama. Namun karena terjadi ketidakadilan dan kesejahteraan yang tidak merata terhadap masyarakatnya.
"Baru-baru ini saya ceramah di Kolombia ini bukan terhubung dengan agama tapi dengan harapan," ucapnya.
Selain itu, pemahaman yang salah terkait cara meraih surga juga menjadi salah satu penyebab terorisme terjadi.
JK: ASEAN Contoh Toleransi Bagi Dunia