Sabtu 28 Oct 2017 23:16 WIB

Pemuda Ekspedisi NKRI 2017 Serukan Pelestarian Hutan

Para pemuda yang tergabung dalam peserta Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan 2017.
Foto: dokpri
Para pemuda yang tergabung dalam peserta Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, MERAUKE -- Para pemuda yang tergabung dalam peserta Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan 2017 menyerukan pentingnya kelestarian hutan di Papua, khususnya di bagian selatan pulau Cenderawasih yang menjadi fokus kegiatan ini. Optimalisasi pemanfaatan potensi hutan bagi kesejahteraan masyarakat Papua memang diperlukan, namun kelestarian hutan harus diperhatikan.

“Salah satu tugas kita dalam ekspedisi ini melakukan penelitian potensi hutan. Potensi hutan ada dua, yaitu kayu dan non kayu. Untuk non kayu seperti rotan di Papua belum maksimal padahal bisa diekspor.  Sementara potensi kayu, khsusus di wilayah Tanah Merah semakin menurun. Yang tersisa hanya pohon kayu diameter 50 cm ke bawah, sementara yang diamter di atas 50cm sudah habis ditebang. Pemanfaatan kayu tidak dibarengi penanaman. Tidak ada penanaman meluas, hanya sekilo dari bahu jalan,” kata Ahmad Sohibul Burhan, Peserta Ekspedisi bidang penelitian kehutanan saat menceritakan pengalamannya mengikuti Ekspedisi ini kepada Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan IMTAK Pemuda Kemenpora, Esa Sukmawijaya di sela-sela Puncak acara Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan di Merauke, Sabtu (28/10).

Dalam Momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 ini, Sohibul Burhan yang merupakan mahasiswa Universitas Winaya Mukti Sumedang, Jawa Barat,  mengingatkan agar generasi muda khususnya pemuda Papua, untuk ikut menjaga kelestarian hutan. “Jagalah hutan untuk generasi yang akan datang,” tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan Ridwan, peserta Ekspedisi yang merupakan mahasiswa Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah. Ridwan yang mengikuti Ekspedisi ini dan masuk ke tim yang bertugas ke Boven Digul, melihat potensi hutan di Papua belum dioptimalkan. “ Hasil hutan berupa getah damar belum dimanfaatkan. Ini jadi tugas bagi pemerintah Boven Digul untuk mencari pemasaran getah damar,” kata dia.

Namun demikian, Ridwan juga mengingatkan agar dalam memanfaatkan potensi hutan di Papua, harus bijak.  Kelestarian hutan harus dijaga, karena hutan hidup untuk kehidupan.

Dalam pengalamannya mengikuti ekspedisi ke wilayah Boven Digul, Ridwan juga melihat pembangunan di wilayah itu masih harus ditingkatkan, terutama  yang menopang pendidikan. “Saya melihat proses pendidikannya juga belum maksimal. Guru harus ditambah lagi untuk mencerdaskan bangsa,”  kata Ridawan.

Momen peringatan Hari Sumpah Pemuda 2017, lanjut Ridwan, harus menjadi penyemangat kepada generasi pemuda sebagai agen perubahan. “Kami juga memberikan motivasi kepada para pemuda Boven Digul bahwa mereka adalah tulang punggung perubahan,” tuturnya.

Ekspedisi NKRI bertujuan melakukan identifikasi pengembangan potensi sumber daya alam dan deteksi bencana,  meningkatkan pelayanan kemasyarakatan, terutama pada bidang pembangunan manusia dan kebudayaan, meningkatkan partisipasi masyarakat, terutama generasi muda yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan, serta memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Ekspedisi NKRI koridor Papua Bagian Selatan yang diselenggarakan tahun ini dan diikuti 797 peserta yang terdiri dari peneliti, akademisi, TNI serta Polri, menjadi ekspedisi puncak dari semua rangkaian ekspedisi yang digelar sejak tahun 2011.  Sebelumnya, Ekpedisi NKRI pertama tahun 2011 bertajuk Ekspedisi Bukit Barisan digelar di Sumatra, tahun 2012 Ekspedisi Khatulistiwa digelar di wilayah Kalimantan, tahun 2013 Ekspedisi NKRI di Sulawesi, tahun 2014 Ekspedisi NKRI koridor Maluku dan Maluku Utara, tahun 2015 Ekspedisi NKRI koridor Kepulauan Nusa Tenggara, dan tahun 2016 Ekspedisi NKRI koridor Papua Barat. Dengan kegiatan ekspedisi NKRI yang terakhir tahun ini, sudah mencakup wilayah NKRI dari Sabang sampai Merauke.

Dalam acara puncak Ekspedisi NKRI koridor Papua Bagian Selatan di Merauke yang bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 ini, Kemenpora turut berpartisipasi dengan kegiatan Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS). “Lebih dari 800 pemuda Papua mengikuti kegiatan GPMKS di Merauke ini,” kata Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan IMTAK Pemuda Kemenpora, Esa Sukmawijaya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement