Sabtu 28 Oct 2017 01:39 WIB

Deddy Mizwar dan PKS Bahas Strategi Hadapi Pilkada Jabar

Wakil Gubernur Jabar yang juga kandidat calon Gubernur Jabar Deddy Mizwar (tengah) bersama Ketua DPW PKS Jabar Ahmad Syaikhu (kanan) dan Wakil Wali Kota Bandung Oded M danial mengacungkan jempol, saat berkunjung ke kantor DPW PKS Jabar, Kota Bandung, Jumat (27/10).
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Wakil Gubernur Jabar yang juga kandidat calon Gubernur Jabar Deddy Mizwar (tengah) bersama Ketua DPW PKS Jabar Ahmad Syaikhu (kanan) dan Wakil Wali Kota Bandung Oded M danial mengacungkan jempol, saat berkunjung ke kantor DPW PKS Jabar, Kota Bandung, Jumat (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar bersilaturahmi dengan jajaran pengurus DPW PKS Jawa Barat. Dalam pertemuan tersebut Deddy Mizwar dan PKS membahas tentang strategi terkait pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018-2023.

"Tadi itu membahas soal masalah pilgub segala macam, langkah-langkah selanjutnya seperti apa, iya ke depan dibahas seperti apa (strategi untuk Pilgub Jabar 2018)," kata Deddy Mizwar usai bersilaturahmi PKS di Kantor DPW PKS Jawa Barat, di Kota Bandung, Jumat (28/10)

Pria yang akrab disapa Demiz ini mengatakan tidak ada kesepakatan baru dalam pertemuan tersebut yang langsung dihadiri oleh Ketua DPW PKS Jawa Barat Ahmad Syaikhu.

"Enggak ada, yang lama kan, tinggal disegarkan aja. Kesepakatan lama yang disegarkan terus. Mencari solusi yang terbaik tanpa mencari musuh, mencari solusi terbaik, mencari serikat/koalisi yang terbaik," ujarnya.

Ketika ditanyakan apakah dalam pertemuan tersebut juga dibahas tentang upaya untuk berkoalisi dengan parpol lain, Demiz menuturkan hal tersebut masuk dalam pembahasan. "Semua yang tadi kita omongin. Yang penting kan mengajak semua yang sepakat sepaham punya tujuan dan kepentingan sama," ucapnya.

Pada kesempatan tersebut Demiz membawa oleh-oleh kurma muda dan air zam-zam untuk pengurus DPW PKS Jawa Barat. Ia menegaskan kembali, kurma muda dan air zamzam yang diberikanya ke PKS adalah buah tangan usai dirinya menunaikan ibadah umroh bukan mengandung makna sebagai mahar atau diplomasi politik.

"Istilah mahar politik mah itu PAN saja bilang ini mahar, padahal ini buah tangan saja, " katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement