REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI — Dinas Perhubungan Kota Kediri, Jawa Timur, meminta agar pengemudi layanan antarjemput berbasis aplikasi "Gojek" dengan penarik becak bisa saling menahan diri, sehingga bisa tercipta situasi yang lebih kondusif.
"Kami meminta semua pihak bisa menahan diri. Nanti kami akan mengadakan pertemuan lagi (Membahas masalah gojek dengan penarik becak)," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri Muh Ferry Djatmiko dalam pertemuan antara pengemudi Gojek dan penarik becak, di Mapolres Kota Kediri, Jumat (27/10).
Kepala Polres Kota Kediri Ajun Komisaris Besar Anthon Haryadi meminta semua pihak untuk bisa saling menjaga diri serta tidak melakukan persekusi, "Jangan berbuat persekusi. Saya meminta semua pihak menahan diri karena yang menentukan kebijakan ini adalah pemerintah pusat," katanya.
Kapolres juga memahami terkait kondisi memburuk antara pengendara gojek dan penarik becak serta penarik ojek pangkalan. Namun, ia berharap mereka bisa saling koordinasi serta komunikasi dengan harapan bisa saling berbagi rezeki.
"Kami upayakan dari pihak Gojek, ojek pangkalan (konvensional) dan penarik becak untuk berkoordinasi agar bisa saling berbagi rezeki. Kalau ada permasalahan hukum harus melalui prosedur hukum," katanya menegaskan.
Ratusan orang yang terdiri pengemudi Gojek dan penarik becak, mengadakan pertemuan di aula Mapolresta Kediri, membincang terkait dengan layanan berbasis aplikasi ini. Kegiatan ini sekaligus sebagai upaya mencari solusi dari berbagai masalah di lapangan, termasuk adanya unjuk rasa yang dilakukan penarik becak terhadap semakin banyaknya jumlah yang ikut Gojek.
M Kusairi, salah seorang perwakilan dari penarik ojek konvensional berharap agar pemerintah membuat ketegasan terkait dengan aktivitas gojek. Di daerah lain, keberadaan gojek sudah dilarang. Terlebih lagi, yang ikut gojek dinilainya sebagai orang yang mampu.
"Kami mengharapkan gojek dibubarkan Karena daerah lain juga melarang gojek. Mereka ini orang yang mampu, sedangkan kami sulit untuk mencari penghasilan," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, hadir juga perwakilan Manajemen Gojek Kediri. Manajemen juga meminta agar seluruh yang tergabung di gojek bisa saling menahan diri. Namun, terkait dengan penutupan tidak bisa langsung dilakukan, sebab aplikasi ini terpusat di Jakarta.
"Gojek adalah aplikasi yang terpusat di Jakarta sehingga, saya tidak bisa menutup," kata Kepala Cabang Gojek Kediri Bagus.
Pertemuan tersebut berlangsung dengan lancar. Sejumlah keputusan diambil, di antaranya dianjurkan untuk tidak mengambil penumpang dengan radius yang dekat, sekitar 200 meter. Selain itu, pengemudi Gojek juga dianjurkan untuk menghindari GNI serta alun-alun di Kota Kediri.