Jumat 27 Oct 2017 23:27 WIB

RSCM Jemput Bola Skrining Kebutaan Anak

Ilustrasi pemeriksaan mata.
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Ilustrasi pemeriksaan mata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo melakukan inovasi jemput bola dalam mengecek atau skrining potensi adanya kebutaan pada anak yang terlahir prematur karena kelainan Retinopati Prematuritas (ROP).

Dokter Spesialis Mata Anak di RSCM Profesor Dr Rita Sita Sitorus SpM(K) PhD dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (27/10), mengatakan rumah sakit rujukan nasional tersebut melakukan terobosan dengan mendatangi rumah sakit daerah sekitar Jakarta untuk skrining ROP.

"Kami di RSCM banyak mendapat rujukan dari fasilitas kesehatan RSUD sekitar Jabodetabek. Banyak yang datang dengan stadium lanjut, ujung-ujungnya kebutaan yang ada. Ini yang kami ingin cegah," kata Rita.

Dia mengakui tindakan skrining ROP untuk bayi prematur yang baru lahir memang masih terbatas di rumah sakit tertentu. Dengan adanya pemeriksaan ROP jemput bola yang dinamai JAK-ROP, kata Rita, diharapkan bisa mencegah terjadinya kasus ROP pada bayi prematur yang mengarah ke stadium lanjut dan bisa menyebabkan kebutaan.

Program jemput bola yang akan diluncurkan dalam beberapa waktu ke depan tersebut nantinya secara rutin akan mendatangi rumah sakit sekitar Jakarta untuk pemeriksaan ROP berikut dengan tim dokter dan alat. "RSCM akan datangi ke lima rumah sakit pake alat yang 'mobile'. Ada di Koja, RSUD Cengkareng, Budi Asih," kata Rita.

Rita yang juga merupakan Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memaparkan kebutaan pada anak bisa disebabkan oleh berbagai penyakit seperti katarak pada anak, infeksi, rubela, kanker mata, dan sebagainya.

ROP merupakan penyakit kelainan pembuluh darah pada mata yang bisa menyebabkan kerusakan retina hingga mengakibatkan kebutaan. Kelainan tersebut biasa terjadi pada bayi yang terlahir prematur dengan kriteria terlahir saat usia kandungan di bawah 34 minggu dan berat di bawah 1.500 gram. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement