Jumat 27 Oct 2017 12:24 WIB

Pemuda Pengendali Zaman

Memilih pemimpin (ilustrasi)
Foto: AHS
Memilih pemimpin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Bimo Joga Sasongko, Ketua Umum IABIE, Pendiri Euro Management Indonesia

Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) yang ke-89 diwarnai fenomena kepemimpinan yang semakin belia, baik kepemimpinan politik maupun korporasi. Patut angkat topi menyaksikan kepemimpinan dunia semakin diisi oleh sosok belia.Terakhir ini banyak terpilih kepala pemerintahan dengan usia yang relatif muda. Sebut saja, Jacinda Ardern (37 tahun), perdana menteri Selandia Baru. Ardern melakoni anggota dari Partai Buruh sejak berusia 17 tahun.

Selain itu, pemilu Austria juga menghasilkan pemimpin baru berusia 31 tahun, yakni Sebastian Kurz. Dan, masih ada sederet pemimpin muda dunia lainnya, seperti Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron. Peringatan HSP tahun ini bertema “Pemuda Indonesia Berani Bersatu”. Data demografi menunjukan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai dengan UU tentang kepemudaan dengan rentang usia antara 16-30 tahun berjumlah 61,8 juta orang.

Jumlah itu 24,5 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (BPS, 2014). Kondisi demografi pemuda di atas harus dikelola secara totalitas dan strategi jitu agar jumlah besar itu nantinya tidak menjadi beban sejarah hingga berubah menjadi bencana sosial. Ada tiga karakter dan kapasitas yang perlu dikapitalisasi setiap generasi muda untuk memenangi pertarungan masa depan sekaligus dalam mewujudkan mimpi Indonesia.

Pertama, diperlukan generasi muda yang memiliki kualitas integritas yang tinggi. Kedua, kapasitas keahlian dan intelektual yang cukup mumpuni dan, ketiga, karakter kepemimpinan yang peduli dan profesional di bidangnya. Tak pelak lagi, bangsa Indonesia sedang menanti bangkitnya kaum muda yang berani bersatu untuk mengendalikan semangat zaman.

Perlu membangun optimisme kebangsaan bahwa tidak lama lagi pemuda mampu mewujudkan mimpi bangsa Indonesia, dan menjadi sangat terhormat di antara bangsa lain. Bahkan lebih dari itu, bangsa ini perlu bermimpi untuk suatu saat memimpin dunia. Memimpin dalam aspek politik, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Proyeksi dan prediksi tentang Indonesia yang akan menjadi bangsa besar dan maju pada 2030 telah dibuat McKinsey Global Institute. Berbagai indikator telah dikemukakan oleh McKinsey Global Institute. Seperti potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang amat hebat jika SDM muda dikelola dan diarahkan dengan benar.

Sejarah menunjukkan, kaum belia lebih tangguh dan trengginas mengendalikan semangat zaman dan berani membuat terobosan dan karya inovatif. Orang tua kita sering menyatakan bahwa anak muda itu kaduk wani kurang deduga (kelewat berani tapi kadang-kadang kurang perhitungan). Itulah kekuatan dan keajaibannya kaum muda. Sejarah kebangsaan kita telah menyajikan kehebatan para tokoh muda belia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement