REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kabar duka datang dari dunia kedokteran. Pendiri Rumah Sakit Bunda, dr Rizal Sini, SpOG meninggal dunia pada hari Rabu (25/10), pukul 19.29 di RSU Bunda Jakarta. Almarhum kini telah dimakamkan di San Diego Hills.
Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Itje Rizal Sini dan empat orang anak, dr Ivan R. Sini, Mesha R. Sini, Renobulan R. Sini, dan Ritoalam R. Sini. Kabar kepergian orang yang berjasa dalam dunia kesehatan ini dibenarkan oleh salah seorang yang dekat dengannya, Harris Harlianto.
"Kabar itu benar, saya tadi ke pemakamannya. Beliau sakit sudah beberapa lama. Dari informasi yang saya dapat beliau sakit kanker," jelasnya ketika dihubungi oleh Republika.co.id, Kamis (26/10).
Menurut Harris, dokter Rizal adalah pioneer Morula IVF (bayi tabung) di Rumah Sakit Bunda. Rumah Sakit Bunda itu merupakan rumah sakit swasta pertama yang memiliki klinik bayi tabung. Ia mengatakan klinik bayi tabung itu adalah impiannya. Terlebih lagi, sebelum reformasi, program bayi tabung hanya diperbolehkan di rumah sakit pemerintah.
"Sebelum reformasi, swasta memang belum boleh membuka program bayi tabung. Nah dokter Rizal itu yang punya inisiatif keberanian membuka di rumah sakit swasta. Beliau berani mengambil risiko itu dan bisa dibilang kita stafnya yang direkrut dari nol pengalamannya. Betul-betul dari nol, tapi memang kita memiliki latar belakang science, ilmu pengetahuan secara formal, namun pengalaman praktis belum ada," tambahnya.
Namun, berkat kerjasama dengan Adelide University diberikan protocol diberikan supervisi, bahkan staf ahli Australia berkunjung ke Jakarta, impian dokter Rizal pun tercapai. "Akhirnya bisa maju dan menjadi klinik Morula IVF terbesar di Indonesia. Dokter Rizal itu semangatnya kuat, dia sangat visioner. Bisa melihat peluang itu, dan berani ambil risiko," ujarnya.
Harris menambahkan dokter Rizal baginya bukan hanya sekedar guru dibidang bayi tabung, tapi baginya dokter rizal adalah guru dalam kehidupan. Semangat untuk mewujudkan mimpinya adalah pelajaran paling berharga.
"Hal itu juga bisa menjadi pelajaran bagi para dokter muda di Inodneisa, bahawa suksesnya dokter Rizal tidak instan. Tidak dengan jalan pintas," katanya.