Kamis 26 Oct 2017 17:49 WIB

Dirjen Mendikbud Dorong Motivasi Pemuda

 Patung yang ada Museum Sumpah Pemuda di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta, (25/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Patung yang ada Museum Sumpah Pemuda di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta, (25/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam memperingat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang berbagai kegiatan diselenggarakan. Salah satu yang akan dilaksanakan kegiatan Festival Fulan Fehan yang beralokasi di Padang Savana Fulan Fehan Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) 28 Oktober mendatang. Seperti yang dikatakan Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid peringtan Hari Sumpah Pemuda sebagai bentuk kepedulian pemerintah kepada pemuda bagaimana nilai sejarah bangsa Indonesia.

Oleh karena itu Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia melalui Dirjen Kebudayaan mendukung penuh kegiatan tersebut, tentunya untuk generasi muda bangsa. Hilmar mengatakan ada banyak sekali festival-festival budaya di Indonesia, hampir di seluruh daerah di Indonesia. Festival Fulan Fehan menjadi salah satu yang menurutnya cukup baik, dengan mengangkat identitas dan kekhasan daerah. Tahun 2018, Ditjen Kebudayaan dengan platform Indonesiana akan mendorong potensi-potensi seperti ini, bekerja sama dengan berbagai pihak.

“Tentunya Pemerintah tidak ingin anak-anak bangsa hanya 'mengenang' peristiwa besar itu, tetapi harus merenungkan dalam-dalam, betapa urgentnya bagi kita, untuk menjadikan peristiwa ini sebagai salah satu sarana pendidikan bagi generasi muda Rai Belu. Apalagi sejarah mencatat, alangkah panjangnya jalan menuju kemerdekaan nasional yang diperoleh bangsa kita! Banyaknya tokoh-tokoh gerakan nasionalis, komunis, dan kalangan Islam yang telah dipenjarakan dan dibuang oleh kekuasaan kolonial Belanda dan oleh tentara pendudukan Jepang,” paparnya melalui siaran pers.

Lanjut Hiilmar kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai jalin persahabatan antara dua negara yang sebelumnya ada di bawah naungan tanai air Indonesia. Salah satunya dengan menghadirkan tarian pentas seni dengan melibatkan 5.000 penari asal negara Timur Laste. “Alasan lain diselenggarakan kegiatan tersebut sekaligus mempertegas persahabatan dalam balutan pentas seni dan budaya. Ada pula kegiatan Konsep Festival Seni Budaya, yang akan dilaksanakan di Padang Sabana Fulan Fehan pada 28 Oktober 2017 mendatang, diharapkan dapat menjadi mercusuar bagi seluruh komponen bangsa ini, untuk kembali 'menjahit' keretakan-keretakan yang pernah tercabik,” katanya.

Disamping itu pula berbagai kegiatan di antaranya turnamen sepakbola antarpelajar se-Kabupaten Belu, Wirasakti off-road, post tour Komodo Travel Mart, travel touring ke Fulan Fehan, Pantai Pasir Putih dan Pintu Batas Motaain, lomba memancing dan festival kuliner bahari di Pantura, Atambua Culture Fashion Festival, pameran tenun ikat, talkshow, coching clinic, fashion show koleksi Handy Hartono dan Erwin Yuan GOR Rai Belu.

Sementara Rangkaian puncak seluruh kegiatan festival ini ditutup Pagelaran Pesona Likurai 6.000 penari, tanggal 28 Oktober 2017, di Obyek Wisata Alam Fulan Fehan Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen. Pementasan kolaborasi 6.000 penari itu berasal  dari Kabupaten Belu, Malaka dan Timor Leste serta pasukan berkuda dari Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai salah satu mengingat pengalaman sejarah. Karena itu pula kegiatan dilaksanakan dengan cara yang berbeda di hari sebelumnya, yang bertujuan mengingatkan anak muda pentingnya Hari Sumpah Pemuda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement