Kamis 26 Oct 2017 04:16 WIB

Menyelamatkan Ekosistem di Muara Gembong

Potret desa pantai sederhana, Pantai Sederhana, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi yang tenggelam akibat abrasi air laut. Rabu (23/8).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Pengendara sepeda melintasi Jembatan Gantung Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (8/6). Jembatan itu menjadi satu-satunya sarana penyeberangan antardesa yang terkena dampak abrasi di Kecamatan Muara Gembong.

Manajer Ekosistem Hutan dari Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati), Aslan, menyatakan, masyarakat di Muara Gembong hanya bisa diajak bekerja sama kalau kegiat an yang dilakukan menguntungkan mereka. Dia menuturkan, salah satu upaya memulihkan kerusakan hutan bakau dengan cara mengajak masya rakat untuk mendapat keuntungan dari pemanfaatan alam.

Menurut Aslan, bantuan bibit atau dana tidak akan bisa memulihkan keru sakan jika masyarakat tidak merasa memiliki. Karena itu, salah satu upaya konservasi adalah dengan menjadikan kawasan itu bisa menghasilkan aktivitas ekonomi yang dirasakan masyarakat tanpa merusak alam.

Dengan menjadikan Pantai Bahagia sebagai tujuan ekowisata setidaknya bisa membuat ekonomi masyarakat di sana meningkat. "Percuma konservasi tapi kalau ke masyarakat tanpa ada dampak ekonomi. Menjadikan masyarakat faktor utama tentu bisa memulihkan bakau yang rusak," ujar Aslan.

Asisten Manager Legal and Relations PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field Frans Alexander A Hukom mengatakan, pihaknya turut berkontribusi dalam menjaga alam dari kerusakan. Caranya dengan terlibat langsung mendukung kegiatan yang bertujuan mengembalikan ekosistem di kawasan pesisir Pulau Jawa tersebut. Frans menambahkan, PT Pertamina EP Asset 3 Tambun juga ikut mendukung pengembangan eduwisata di hutan bakau yang masih terjaga.

"Tahun ini kita lakukan pem ba ngunan tracking, kita juga konservasi sebagai bukti nyata perusahaan. Tujuan melakukan konservasi, menjamin kelestarian ekosistem mangrove, dan meningkatkan pendapatan masyarakat," tutur Frans.

Dia menuturkan, keberadaan perusahaannya haruslah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Sebab, melihat tantangan kerusakan ekosistem paling parah terjadi wilayah Muara Gembong, pihaknya ingin berkontribusi secara langsung mendukung peningkatan kualitas kehidupan warga Muara Gembong dengan mengolah bakau menjadi barang bernilai. Dia juga berharap, dengan terjaganya hutan bakau dan dibangun jalur khusus maka wisatawan bisa datang.

"Lima tahun ke depan dimulai 2016, dilakukan penguatan dan pembangunan kelompok untuk ekowisata mangrove. Kami juga menyiapkan desa berbasis teknologi 2019," ucap Frans.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement