REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk pertama kalinya World Health Organization (WHO) memadukan kegiatan militer dan sipil guna membicarakan upaya mewujudkan ketahanan kesehatan global dalam rangka kerja sama antar negara. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan untuk pertama kalinya di dunia, WHO juga mempercayakan pelaksanaan Internasional Conferrence And Table Top Exercise On Global Health Security kepada TNI.
"Ini menjadi sangat penting dan membutuhkan kerja sama antara sipil dengan militer serta kerja sama antar negara untuk mengatasinya," kata Panglima TNI di Jakarta, Selasa (24/10).
Konferensi Internasional 2017 ini dihadiri 50 negara dari 100 peserta luar negeri dan 13 organisasi internasional. Gatot mengatakan isu keamanan kesehatan merupakan salah satu tren yang hangat dibicarakan pemimpin dunia.
Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat Mayjen TNI Dr dr Terawan Agus Putranto yang merupakan Ketua Organisasi International Committee Military Medicine (ICMM) mengatakan acara sepenuhnya dibiayai WHO. Untuk pertama kalinya juga dipercayakan kepada TNI sebagai penyelenggara.
Para peserta International Conference and Table Top Exercise on Global Health Security 2017 juga berkunjung ke RSPAD untuk membuka wawasan pada dunia mengenai kesiapan Indonesia menghadapi segala hal terutama dalam menghadapi bencana penyakit dalam kemungkinan terburuk. Tujuan konferensi ini juga untuk langkah strategis ke depan, sebab isu keamanan baik energi maupun siber merupakan pembahasan yang penting.
Kapuskes TNI Dr Ben Yura Rimba, MARS menuturkan Indonesia dijadikan model untuk kerja sama sipil dan militer dalam menghadapi bencana kemanusiaan. Keterlibatan TNI tidak hanya di tingkat respons. "Namun juga di tingkat deteksi dan pencegahan," kata dia.