REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mewaspadai meningkatnya potensi bencana, seperti tanah longsor dan angin kencang memasuki musim hujan ini.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunung Kidul Sutaryono mengatakan Gunung Kidul terdapat beberapa potensi bencana yang mungkin terjadi, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga angin kencang.
"Potensi angin kencang hampir terjadi merata di seluruh wilayah. Kemudian, potensi banjir patut diwaspadai di sepanjang alur Sungai Oya di wilayah Watusigar, Ngawen dan di sepanjang alur Sungai Besole di Kota Wonosari," katanya di Gunung Kidul, Senin (23/10).
Dia mengatakan untuk potensi longsor terdapat di tujuh kecamatan, mulai dari Purwosari, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong. "Lokasi rawan longsor sebagian besar di sisi utara," katanya.
Sutaryono mengatakan bahaya angin kencang, masyarakat diharapkan memangkas ranting pohon di sekitar rumah yang telah lebat. "Pemangkasan ini potensi pohon ambruk dapat dikurangi," katanya.
Untuk mengurangi risiko korban akibat bencana, kata Sutaryono, BPBD sudah membentuk 40 desa siaga bencana. "Tahun ini ada 10 desa tangguh bencana yang dibentuk, tahun depan ada 12 desa," katanya.
Ia mengatakan setiap tahun akan membentuk desa wisata dengan tujuan agar warga untuk penanganan selama terjadi musibah, sehingga potensi kerugian yang diderita dapat dikurangi. "Jadi warga sudah tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana," katanya