Ahad 22 Oct 2017 19:51 WIB

Festival Saribu Rumah Gadang akan Ramaikan Tour de Singkarak

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Sejumlah pebalap sepeda beradu kecepatan pada etape kelima Tour de Singkarak 2016 di depan Gedung Bank Indonesia cabang Sumatera Barat, Rabu (10/8).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Sejumlah pebalap sepeda beradu kecepatan pada etape kelima Tour de Singkarak 2016 di depan Gedung Bank Indonesia cabang Sumatera Barat, Rabu (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG ARO -- Gelaran Tour de Singkarak di Sumatra Barat pada pekan ketiga November 2017 mendatang tak hanya menawarkan keseruan balap sepeda kelas internasional. Sejumlah gelaran pendukung juga diadakan oleh masing-masing kota yang masuk rute balap. Salah satunya, Solok Selatan dengan suguhan wisata budaya yang dibalut dalam Festival Saribu Rumah Gadang.

Acara ini akan dikemas untuk menarik wisatawan yang bakal menyaksikan Tour de Singkarak. Rencananya, Festival Saribu Rumah Gadang bakal digelar tepat sebelum etape 6 dengan rute balap Kota Solok menuju Kayu Aro, Solok Selatan pada 22 November 2017 mendatang. Agenda Festival Saribu Rumah Gadang diharapkan akan menarik lebih banyak investor yang berminat mengembangkan destinasi-destinasi wisata di Solok Selatan.

Bupati Solok Selatan, Muzni Zakaria, menjelaskan bahwa diharapkan wisatawan akan terhibur dengan suguhan atraksi balap yang berpadu dengan destinasi wisata budaya. Kawasan saribu rumah gadang merupakan satu desa yang masih menjaga tradisi Minang-nya, termasuk melestarikan bentuk dan fungsi rumah gadang. Nantinya, Festival Saribu Rumah Gadang akan sekaligus menyajikan atraksi budaya dan seni termasuk pamenan anak mudo seperti randai, silat, dan barabab.

"Yang terkenal sangat kuat dulunya. Selalu bekerjasama dan bergotong royong dalam mewujudkan sebuah peristiwa adat," akar Muzni, Ahad (22/10).

Festival tahun ini, kata Muzni, merupakan tahap pertama dari rangkaian festival serial untuk tahun-tahun berikutnya. Rencananya gelaran Festival Saribu Rumah Gadang bakal digelar tahunan. Uniknya, dalam gelaran kali ini Pemerintah Kabupaten Solok Selatan melibatkan Hartati, seorang seniman dan koreografer andal.

"Kita beruntung memiliki seniman asal Solok Selatan, Hartati, yang ikut terjun langsung pulang kampung bolak-balik untuk membangun dan mengembangkan konsep festival ini," ujar Muzni.

Saat diwawancara, Hartati menyebutkan bahwa festival kali ini ingin membangkitkan lagi semangat budaya masyarakat Solok Selatan, yakni bekerja sama dan gotong royong dalam membangun dan menjaga adat istiadat. Dulu, ujarnya, seluruh peristiwa atau tradisi yang berkaitan erat dengan adat istiadat Minang dilakukan atas partisipasi masyarakat.

"Bukan semata instruksi dari atas. Prinsip 'duduak samo randah, tagak samo tinggi, dan pemimpin ditinggikan sarantiang' itu menjadi acuan untuk festival ini," katanya.

Demi menghidupkan lagi nyawa adat istiadat yang kental di Solok Selatan itu lah, Pemkab Solok Selatan akhirnya memilih tema "Manjupuik nan tatingga, mangumpuakan nan taserak, mengambang pusako lamo". Artinya kurang lebih, menjemput yang tertinggal, mengumpulkan yang tercecer, menampilkan lagi pusaka lama.

Untuk memunculkan atmosfer tersebut selama gelaran acara, nantinya masyarakat dan wisatawan yang berada di kawasan Saribu Rumah Gadang diimbau untuk memakai busana khas Minangkabau: baju kurung untuk perempuan dan taluak balango untuk laki-laki.

"Deta dan asesoris keseharian lainnya. Bukan baju adat, baju baralek atau baju datuk dan sejenisnya. Masyarakat bukan sebagai penonton. Tapi ikut langsung sebagai pelaku," kata Hartati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement