Ahad 22 Oct 2017 15:58 WIB

Nelayan Sumbar Diminta Punya Usaha Alternatif

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Nelayan tradisional membenahi jaring (ilustrasi).
Foto: Antara
Nelayan tradisional membenahi jaring (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat secara tersirat meminta nelayan untuk memiliki usaha sampingan di darat. Hal ini untuk mengantisipasi penurunan hasil tangkapan lantaran maraknya penangkapan ikan dengan cara yang tak ramah lingkungan.

Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit mengatakan, 75 persen terumbu karang di pesisir barat Sumbar ditengarai mengalami kerusakan lantaran penggunaan bom atau racun oleh nelayan yang tak bertanggung jawab.

"Kami ingin tingkatkan kesejahteraan nelayan, namun susah sekarang, ikan makin sedikit karena terumbu karang dirusak. 75 persen karang kita sudah habis diracun sama nelayan asing. Jadi bapak-bapak harus punya usaha sampingan di darat," kata Nasrul di hadapan perwakilan nelayan di Kota Pariaman, Sumatra Barat, Jumat (20/10).

 

Tak hanya karena tangkapan yang menurun, Nasrul menilai bahwa usaha sampingan di darat juga berfungsi sebagai 'penyelamat' ekonomi nelayan saat kondisi perairan dan cuaca tidak memungkinkan nelayan untuk melaut.

 

Meski ada imbauan bagi nelayan untuk memiliki usaha sampingan di darat, namun Pemprov Sumbar tak tutup mata terkait upaya untuk meningkatkan tangkapan ikan. Dalam kesempatan yang sama, Pemprov Sumbar melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar menyerahkan bantuan berupa 40 unit mesin longtail kepada nelayan Kota Pariaman.

 

Sementara itu, menyangkut perusakan terumbu karang yang dilakukan oleh nelayan-nelayan asing di perairan Sumatera Barat, Nasrul meminta nelayan yang saat itu hadir untuk berpartisipasi aktif memberantas praktik penangkapan ikan ilegal. Cara sederhananya adalah dengan tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya dan merusak lingkungan saat menangkap ikan dan membantu mengusir nelayan-nelayan asing yang ketahuan menggunakan alat-alat tangkap yang telah dilarang Kementerian Kelautan dan Perikanan.

 

"Kalau ketemu mereka, usir saja. Jangan pakai kekerasan, cukup usir saja. Atau, laporkan kepada pemerintah," katanya.

 

Sementara itu, Wakil Walikota Pariaman Genius Umar menyampaikan apresiasinya atas bantuan yang diberikan oleh Pemprov untuk nelayan di wilayahnya. Menurutnya, adanya intervensi pemerintah, terutama pada pengadaan mesin dan alat tangkap, sangat dibutuhkan oleh nelayan. Apalagi, mengingat harga mesin atau alat tangkap yang terus meningkat dan semakin sulit dijangkau oleh nelayan.

 

Dengan adanya bantuan ini, Genius berharap nelayan Kota Pariaman semakin produktif sehingga hasil tangkap dapat meningkat. Ujungnya, perekonomian nelayan ikut terbangun dengan hasil tangkapan yang berlimpah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement