Sabtu 21 Oct 2017 23:29 WIB

Nasionalisme di Abad 21 Bagi Prabowo dan Zulkifli Hasan

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Hazliansyah
 Prabowo Subianto
Foto: dok. Republika
Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasa nasionalisme penting dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Bagaimana makna nasionalisme di era globalisasi yang diiringi pesatnya arus perkembangan teknologi?

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan nasionalisme bagi bangsa Indonesia saat ini berarti berani mengakui kelemahan di dalam negeri sendiri. Keberanian tersebut tentunya dipupuk bersama tekad keras untuk mengatasi kelemahan-kelemahan itu, agar Indonesia bisa menjadi bangsa bersaing.

"Saya enggan mencaci maki bangsa sendiri dihadapan orang luar. Tapi di dalam diri sendiri harus ada keberanian untuk mengoreksi," ujar Prabowo dalam acara "Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP)", di Kota Kasablanka, Sabtu (21/10).

Menurut Prabowo, rasa nasionalisme seharusnya tidak mengancam orang lain. Nasionalisme juga bukan berarti buta pada kekurangan bangsa sendiri dan justru membuat kita menghormati semua bangsa.

"Tapi kita punya adat dan tradisi untuk menjaga kehormatan bangsa kita dihadapan orang luar. Right or wrong is my country. Seorang patriot berani berjuang untuk sebisa mungkin membuat my country is right," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan juga mengemukakan pendapatnya mengenai bentuk nasionalisme di abad ini. Menurut dia, nasionalisme berarti bagaimana generasi muda bisa terus mengamalkan pancasila.

Ia mengatakan, para pendiri negeri telah meletakkan dasar yang sangat kokoh, yaitu Pancasila, NKRI, Kebhinekaan, UUD 1945. Nilai-nilai luhur dari pondasi ini yang sangat perlu dimiliki oleh generasi muda di abad ke-21.

"Saat itu belum ada internet, tapi kita sudah sepakat apapun latar belakangnya, kita bersatu dalam keragaman. Sehingga kita masih berdiri kokoh hingga saat ini," tutur dia.

Prabowo dan Zulkifli Hasan menjadi keynote speakers dalam penutupan CIFP yang digagas oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI). Konferensi yang mengangkat tema "Win-Winning ASEAN, Conquering Globalization" ini memfasilitasi diskusi publik mengenai hubungan Indonesia dengan dunia internasional dalam berbagai aspek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement