Sabtu 21 Oct 2017 18:44 WIB

Soal Reklamasi, 'Ini Bagian dari Binatang Ekonomi Kejar Keangkuhan'

Rep: Fuji E Permana/ Red: Teguh Firmansyah
Foto udara pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Foto udara pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), Ali Masykur Musa mengatakan, masyarakat mesti mengedepankan akal pikiran serta hati nuraninya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di era modern seperti sekarang ini.

"Dalam kehidupan modern yang terpenting sekarang mengembalikan rasa, hati, nafsu, keinginan dan akal," kata Ali saat mengisi acara Silaturrahim Kebudayaan II bertema Nusantara Bertirakat yang diselenggarakan Lesbumi NU di Jakarta, Sabtu (21/10).

Ia menyampaikan, masyarakat sebaiknya bisa mengontrol hasrat serta keinginannya agar tercipta keseimbangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab, ketidakseimbangan hati dan pikiran dapat merugikan diri sendiri.

Menurut Ali, salah satu contoh ketidakseimbangan tersebut adalah soal reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi adalah bentuk semangat ekspolitasi alam yang tidak menyeimbangkan. Menurutnya, pada reklamasi tercermin hasrat atau keinginan berlebihan dari sifat manusia yang sedianya harus dikontrol.

"Ini bagian dari, maaf, binatang-binatang ekonomi yang mengejar keangkuhan. Saya yang paling kaya, hebat dan tidak ada satu pun pemerintah yang tidak dikuasai pemilik modal," ujarnya.

Baca juga, Nelayan: Jika Reklamasi Lanjut Teluk Jakarta Dihuni Orang Asing Semua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement