REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Satelit Terra dan Aqua mendeteksi empat hotspot atau titik panas terkosentrasi di wilayah Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
"Hari ini (Sabtu,21/10) hotspot di dekat Desa Peunia, Kaway XVI ada ditemukan empat titik panas di satu lokasi," kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Meulaboh, Angga Yudha di Meulaboh, Sabtu (21/10).
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah setempat sudah terjadi sejak Jum'at, (20/10) siang, api terlihat jelas merambat dan membakar pohon-pohon yang sudah ditebang serta ranting-ranting kayu yang sudah mengering, demikian juga asap pekat berterbangan ke udara.
Camat Kaway XVI, Khairuzzadi, menyampaikan, unsur muspika sudah turun melakukan upaya penangananan berupa pemadaman secara manual karena lokasi terjadi karhutla itu, tidak bisa diakses mobil pemadam kebakaran.
Unsur TNI, Polri bersama masyarakat turun ke lokasi itu, namun karena cuaca panas dan terik, pada Sabtu, (21/10) siang, kebakaran lahan gambut dilaporkan kian meluas dan terbangan asap kian menghitamkan udara wilayah Kaway XVI.
Lokasi yang terbakar itu antara dua desa, yakni Peunia dan Simpang, lokasinya merupakan kawasan yang sudah digarap oleh masyarakat. "Benar memang itu masuk hutan desa dan ada tanah masyarakat di sana yang di garap," ujarnya.
Akibat adanya kebakaran lahan bergambut itu, sejak Jumat (20/10) malam sebagian wilayah Aceh Barat diselimuti asap pekat, seperti di lintasan Jalan Nasional Meulaboh menuju Banda Aceh, tepatnya di wilayah Desa Suak Timah, Kecamatan Samatiga.
Kemudian pada Sabtu, (21/10) pagi, terbangan asap dari karhutla sudah mulai meluas dan mengganggu jarak pandang pengguna jalan di Desa Suak Raya, Suak Nie, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat.