Jumat 20 Oct 2017 15:08 WIB

Polri Siapkan Pelatihan Khusus Penyidik Densus Tipikor

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andi Nur Aminah
Kadiv Humas Polri Setyo Wasisto (kiri) memberikan paparanya saat acara rilis tentang kasus dugaan penipuan perjalanan ibadah umrah First Travel di Kantor Bareskrim Polri Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8).
Foto: Mahmud Muhyidin
Kadiv Humas Polri Setyo Wasisto (kiri) memberikan paparanya saat acara rilis tentang kasus dugaan penipuan perjalanan ibadah umrah First Travel di Kantor Bareskrim Polri Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri masih melakukan langkah-langkah persiapan pembentukan Detasemen Khusus Tindak Pidana Korupsi (Densus Tipikor). Dari segala persiapan, persiapan personel menjadi salah satu persiapan yang tengah dilakukan.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menyatakan akan ada pelatihan khusus untuk calon personel Densus Tipikor. Khususnya, dalam hal ini persiapan penyidik. "Kita kan selalu melakukan pelatihan, penyegaran buat penyidikan. Khusus korupsi, kita adakan pelatihan khusus," ujar Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (19/10).

Kendati demikian Setyo belum bisa menjelaskan secara rinci bagaimana pelatihan khusus penyidik Densus Tipikor tersebut. Namun, calon penyidik diharuskan menguasai penyidikan masalah korupsi. "Karena masalah korupsi beda dengan kasus-kasus lain," kata dia.

Seperti dalam pernyataan sebelumnya, Polri menyatakan tidak akan tumpang tindih dengan KPK. Polri akan memperbaiki standar operasional prosedur untuk berkoordinasi lebih lanjut dengan Kejakgung. "Nanti kita perhalus lagi dalam SOP-nya seperti apa karena semangat pembentukan Densus Tipikor untuk memberantas korupsi yang masih masif, masih terjadi di mana-mana," tutur Setyo.

Mengenai permintaan Kapolri untuk seatap, Setyo kembali menegaskan jika permintaan tersebut hanya berupa mekanisme. Penolakan Jaksa Agung yang lebih berpegang pada UU dan KUHAP pun tak dipermasalahkan Polri. "Yang penting ada semangat yang sama antara kepolisian dan kejaksaan untuk menangani masalah tipikor," kata Setyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement