REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas I Blang Bintang menyebut, satelit mendeteksi sembilan titik panas berada di wilayah Aceh.
"Kembali pagi ini, satelit mendeteksi sembilan hotspot (titik panas). Atau bertambah satu titik dibanding kemarin (Kamis, 19/10)," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Blang Bintang Zakaria, di Aceh Besar, Jumat (20/10).
Ia menjelaskan, sebanyak enam titik panas diantaranya dari total sembilan titik, terkosentrasi di Aceh wilayah Tengah yakni daerah penghasil kopi di Kabupaten Aceh Tengah. Keenam titik panas tersebut, lanjutnya, terdeteksi oleh satelit berada di tiga kecamatan yakni Pegasing tiga titik, Linge dua titik, dan Bebesan satu titik.
Sisanya tiga titik panas lagi, terdeteksi di dua kabupaten dengan wilayah penyebaran masing-masing di tiga kecamatan setempat. "Aceh Barat terdeteksi dua titik panas yakni Kecamatan Johan Pahlawan dan Kaway Enambelas, serta Kecamatan Darul Makmur di Nagan Raya," tuturnya.
"Rata-rata titik panas di Aceh ini memiliki tingkat kepercayaan 53 persen. Cuma satu titik yang miliki tingkat kepercayaan yakni Johan Pahlawan dengan 81 persen," kata Zakaria.
Deputi Bidang Meteorogi BMKG Yunus S Swarinoto telah mengingatkan, wilayah di Aceh perlu mewaspadai kemunculan titik panas akibat meningkat intensitas cuaca kering.
BMKG Aceh sebelumnya telah mengungkapkan, titik panas memungkinkan terjadi karena pada beberapa kabupaten terutama bagian barat-selatan adalah daerah non-zoom atau tak kenal musim. "Meski begitu, kondisi cuaca tidak akan menyebabkan terjadi kebakaran lahan dan hutan jika tidak ada faktor manusia yang melakukan pembakaran," ujarnya.